MANUSIA DAN CINTA KASIH

Sabtu, 30 Maret 2013

A. MAKNA CINTA DAN KASIH SAYANG


1. Makna Kasih Sayang
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwodarminto, kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Ada berbagai macam bentuk kasih sayang, bentuk itu sesuai dengan kondisi penyayang dan yang disayangi. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka di dalam berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang ini sadar atau tidak dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, akan terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami atau istri atau anak-anaknya yang telah dewasa, melainkan bayi yang masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah atau ibunya.
Dapat disimpulkan bahwa :
Kasih sayang dialami oleh setiap manusia, karena kasih sayang merupakan bagian hidup manusia. Sejak lahir anak telah mengenal kasih sayang, meskipun ada pula kelahiran anak tidak diharapkan, namun hal itu termasuk perkecualian. Kelahiran anak yang tidak diharapkan, umumnya bukan lahir karena hasil kasih sayang.
Kasih sayang yang berlebihan cenderung merupakan pemanjaan. Pemanjaan anak berakibat kurang baik, karena umumnya anak yang dimanjakan menjadi anak yang sombong, pemboros, tidak saleh, dan tidak menghormati orang tua.


2. Kasih Sayang dalam Keluarga
Bila percintaan pria-wanita diakhiri dengan perkawinan maka di dalam kehidupan berumah tangga, keluarga ini akan menemukan kebahagiaan mereka. Cinta yang semula hanya terbatas antara sepasang muda-mudi, kini berkembang dengan kasih sayang terhadap si Buyung yang mungil.
Zaman sekarang ini banyak orang merasakan bahwa kebahagiaan itu adalah suatu keadaan abstrak yang sulit dicapai. Sebetulnya masih ada banyak jalan untuk menemukan kebahagiaan atau setidak-tidaknya untuk mengurangi pukulan badai kehidupan. Memang seringkali manusia tidak dapat lolos dari kesulitan sosial dan ekonomi. Namun dengan membangun kasih sayang yang erat dalam keluarga maka setidak-tidaknay kita mempunyai suatu tempat damai dan teduh, di tengah kemelutnya persoalan hidup.


3. Makna Kemesraan
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih yang telah mendalam. Filsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya “MAKNA KASIH” menyatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar ke luar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain”.
Pernyataan ini dijabarkan secara indah oleh William Shakespeare dalam kisah “Romeo dan Juliet”. Bila di Indonesia kisah Rara Mendut Pranacitra.
Yose Ortega Y Gasset dalam novelnya “On Love” mengatakan, “di kedalam sanubarinya seseorang pencinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan objek cintanya. Persatuan bersifat kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya”.
Selanjutnya Yose mengatakan, bahwa si pencinta tidaklah akan kehilangan pribadinya dalam aliran energi cinta tersebut. Malahan pribadinya akan diperkaya, dan dibebaskan. Cinta yang demikian merupakan pintu bagi seseorang untuk mengenal dirinya sendiri.
Di bawah sorotan pandangan evolusi, cinta menjadi lebih agung lagi, karena ia merupakan daya pemersatu dalam alam semesta, dan kondisi utama yang memungkinkan hidup. Kemampuan mencintai ini memberi nilai pada hidup kita dan menjadikan ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.
Dari uraian di atas terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta, maka orang itu merusak nilai cinta, yang berarti menurunkan martabat dirinya sendiri.
Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Hubungan yang akrab dituangkan dalam bentuk seni misalnya seni pahat, seni patung, seni lukis, seni sastra dan sebagainya sesuai dengan bakatnya. Dalam seni tari berbagai daerah mengenal bentuk tari kemesraan seperti tari “Karonsih” dari Jawa Tengah, tari “Gatotkaca Gandrung” juga dari Jawa Tengah. Tari “Merak” dari Jawa Barat, dan lain-lain yang biasanya ditarikan dalam resepsi perkawinan.
Dapat disimpulkan bahwa :
Kemesraan adalah hubungan akrab antara pria-wanita atau suami-istri. Kemesraan merupakan bagian hidup manusia. Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai kasus kemesraan. Kemesraan dapat membangkitkan daya kreatifitas manusia untuk menciptakan atau menikmati seni budaya, seni sastra, seni musik, seni tari, seni lukis, dan sebagainya.
Dalam lukisan seni budaya itu mengandung nilai-nilai kehidupan moral pelakunya, kebobrokan sosial, ketidakadilan, dan sebagainya. Semua itu wajib dikaji para cendekia agar dirinya tidak terkukung dalam bidangnya.


4. Makna Pemujaan
Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini, dikarenakan pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makan kehidupan yang sebenarnya. Penyebab hal itu terjadi karena Tuhan pencipta alam semesta. Seperti dalam Surat Al-Furqan ayat 59-60 yang menyatakan : “Dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa diantara keduanya dalam enam rangkaian massa, kemudian Dia bertahta di atas singgasana-Nya. Dia Maha Pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang perlu diketahui”. Selanjutnya ayat 60, “Bila dikatakan kepada mereka, Sujudlah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih”.
Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintah-Nya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memuja-Nya. Dalam surat Al-Mukminin ayat 98 dinyatakan : “Dan aku berlindung kepada-Mu. Ya Tuhanku, dari kehadiran-Nya di dekatku”. Dan dalam Injil surat Rum 1 : 2 berbunyi, “Muliakanlah Dia sebagai Allah atau mengucapkan syukur kepada-Nya”.
Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia, karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan penciptaan semesta untuk manusia.


a. Cara pemujaan
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Sembah yang di rumah, di masjid, di gereja, di pura, di candi bahkan di tempat-tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan.
Di alam semesta ini tidak ada seorang pun yang membantah bahwa Tuhan itu pencipta segala-galanya. Bahwa Tuhan Maha Penguasa, Tuhan Maha Tahu, Tuhan Maha Menentukan, Tuhan Maha Bijak, Tuhan Maha Kasih dan masih banyak maha lagi sifat Tuhan, tidak ada yang menyangkal.
Dalam kehidupan sehari-hari orang menyatakan, “Tuhan telah menggariskan” dan lain-lain. Itu semua pertanda orang mengakui kebesaran Tuhan.
Oleh karena itu, pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal itu berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar dan lain-lain.


b. Tempat pemujaan
Masjid, Gereja, Candi, Pura dan lain-lain lagi adalah tempat manusia berkomunikasi dengan Tuhannya atau yang dianggap Tuhan. Di tempat-tempat itu dianggap Tuhan “berada”. Karena itu orang Islam menamakan masjid “rumah Allah”, maka wajarlah tempat-tempat itu dibuat sebagus mungkin, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dan karena tempat itu dianggap suci, maka tidaklah pantas dan tidak wajar bila tempat-tempat itu dipergunakan untuk segala keperluan, kecuali keperluan untuk membesarkan nama Tuhan.
Hal ini merupakan bukti akan kemaksimalan bangsa Indonesia pada waktu itu akan cintanya kepada “Tuhannya”. Banyak pemeluk agama yang berusaha membangun tempat pemujaan sebesar dan sebagus mungkin.


c. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan
Seperti dikemukakan di depan cinta menimbulkan daya kreatifitas antara lain ialah mencipta. Dalam seni pahat banyak kita jumpai arca-arca yang menggambarkan dewa-dewa atau sesuatu yang dipujanya. Sudah tentu tinggi rendahnya hasil seni itu bergantung kepada kemampuan penciptanya.
Seni tari pun ada pula yang bersifat mengagungkan nama Tuhan atau yang dianggap “tuhan”. Misalnya tari Sanghyang Dedari dan tari Sanghyang Jaran di Bali adalah tarian bersifat keagamaan. Tari itu hanya ditarikan pada upacara agama dan tidak boleh ditonton oleh para turis, penontonnya sangat terbatas. Lagi pula tarian itu ditarikan pada dini hari tidak sembarang waktu.
Dapat disimpulkan bahwa :
Pemujaan terhadap Tuhan pada hakikatnya merupakan manifestasi cinta kepada Tuhan. Cinta membangkitkan daya kreatifitas. Pengertian dasar kreatifitas adalah mencipta, menemukan, berkarya, mencari bentuk-bentuk yang dapat mewujudkan hubungan yang misterius. Dalam mencari bentuk-bentuk ini pemujaan dapat berupa : sembahyang sebagai media berkomunikasi, membangun tempat beribadah yang sebaik dan seindah mungkin, mencipta lagu, puisi, novel, film dan sebagainya.


5. Makna Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada 3 macam cinta :
Pertama, cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan yang diterangkan pada kegiatan Belajar. Kedua, cinta philia ialah cinta kepada ayah ibu (orang tua) dan saudara. Dan ketiga cinta eros amor ialah cinta antara pria dan wanita. Beda antara cinta eros dan amor ini ialah cinta eros karena kodrati sebagai laki-laki dan perempuan, sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang sulit dinalar, misalnya gadis normal yang cantik mencintai dan mau dinikahi seorang pemuda yang kerdil.
Di samping itu masih ada cinta lagi yaitu cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta philia.
Cinta sesama ini diberikan istilah “belas kasihan” untuk membedakan antara cinta kepada orang tua, pria wanita, cinta kepada Tuhan. Masih ada cinta lagi yaitu cinta kepada bangsa dan tanah air, tetapi pada kegiatan belajar 4 ini hanya dibicarakan cinta kepada sesama.
Dalam esay “On Love” ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Itu berarti dalam rasa belas kasihan tidak mengandung unsur “pamrih”. Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar dari lubuk hati yang ikhlas. Kalau kita memberikan uang kepada pengemis agar mendapat pujian, itu berarti tidak ikhlas berarti ada tujuan tertentu. Hal seperti itu banyak terjadi dalam masyarakat.
Dalam, esay itu pula dijelaskan bahwa orang yang menaruh belas kasihan dan yang ditumpahi belas kasihan ada kebersamaan yang mendasar, maksudnya yang berbelas kasihan dapat merasakan penderitaan orang yang dibelaskasihi.

Cara-cara menumpahkan belas kasihan


Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan dan sebagainya.
Belas kasihan terhadap sesama pada hakikatnya adalah cinta kasih terhadap sesama, yang berarti melaksanakan ajaran agama. Bahwa kita wajib mencintai sesama berarti orang itu berbudi. Berbudi perbuatan yang dipuji oleh Allah SWT. (surat Al-Qalam : 4)
Cara orang menumpahkan rasa belas kasihan bermacam-macam sesuai dengan siapa yang dibelaskasihani dan bergantung kepada situasi dan kondisi.
Belas kasihan dapat menimbulkan daya kreatifitas yang berarti orang yang dapat berbuat, berkarya, mencipta, mencari, menemukan dan lain-lain. Dalam seni budaya belas kasihan dapat berupa bermacam-macam bentuk seni : seni suara, seni puisi, seni sastra (prosa) dan lain-lain.
Bentuk-bentuk seni budaya tersebut mengandung nilai-nilai hidup, norma serta moral, yang bila dikaji akan mempertinggi daya tangkap, persepsi serta penalaran dan wawasan kita.
Dapat disimpulkan bahwa :
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualitas pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.
Pendapat lain mengatakan, bahwa pengalaman estetik sebagai suatu keselarasan dinamik dan perenungan yang menyenangkan. Dalam keselarasan itu seseorang memiliki perasaan seimbang dan tenang dan mempunyai citarasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat di tengah-tengah kesempurnannya yang menyenangkan hati dan ingin memperpanjangnya.

6. Cinta Kasih Erotis
Dalam cinta kasih persaudaraan merupakan cinta kasih antar orang yang sama dan sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang lemah yang tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakikatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja.
Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali dicampurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu keruntuhan tiba-tiba tembok yang sampai waktu itu terdapat diantara dua orang yang asing satu sama lain. Tetapi, seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakikatnya hanyalah sementara saja. Bilamana orang asing tadi telah menjadi seorang yang diketahui secara intim, tak ada lagi rintangan yang harus diatasi, tidak ada lagi kemesraan tiba-tiba yang harus diperjuangkan. Pribadi yang dicintai telah dipahami orang seperti dirinya sendiri. Atau barangkali harus dikatakan “kurang” dipahami seperti dirinya sendiri. Apabila terdapat perasaan yang lebih mendalam terhadap pribadi yang lain apabila orang dapat mengalami ketakterhitungkan pribadinya sendiri, maka pribadi orang lain tidak pernah akan begitu biasa biasanya, dan kejadian mengatasi rintangan-rintangan dapat terjadi lagi berulang-ulang tiap hari. Tetapi, kebanyakan orang, pribadinya seperti juga pribadi orang yang mudah dipahami cukup lengkap. Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu terutama diperoleh dengan cara hubungan seksual. Karena mereka mengalami keterpisahan orang lain terutama sebagai keterpisahan fisik, maka dengan mengadakan penyatuan fisik, orang telah mengatasi keterpisahan fisik, demikian anggapannya.
Di samping itu terdapat pula faktor-faktor lain yang untuk banyak orang mempunyai arti sebagai cara-cara mengatasi keterpisahan, seperti bercakap-cakap tentang kehidupan diri pribadi, tentang pengharapan-pengharapan dan kecemasan-kecemasannya, menampakkan diri dengan segi-segi keanehannya, mengadakan hubungan dan minat yang sama terhadap dunia sekitar, semuanya itu dilaksanakan untuk mengatasi keterpisahan. Bahkan dengan memperlihatkan kemarahannya, kebenciannya, dan memperlihatkan kekurangannya menahan diri, semuanya dianggap bahwa telah dicapai intimitas. Hal ini dapat menerangkan adanya daya tarik perversi (busuk). Yang kerap kali terdapat di antara sepasang pengantin yang rupa-rupanya hanya dapat berdekatan (intim) yang satu terhadap yang lain bila mereka berada di tempat tidur atau bila mereka saling melepaskan amarahnya terhadap satu sama lain. Tetapi, semua jenis intimitas semacam ini kian lama kian cenderung untuk berkurang. Akibatnya ialah bahwa orang mencari hubungan cinta kasih dengan orang lain, dengan seorang asing baru yang kemudian pada gilirannya diubah lagi menjadi dangkal sehingga berakhir dengan keinginan untuk menaklukkannya sekali lagi, untuk memperoleh cinta yang baru itu akan berbeda pula dengan yang sudah-sudah. Ilusi-ilusi ini sangat mudah diperoleh karena sifat keinginan seksual yang sangat mudah menipu diri orang.



B. MANUSIA DAN CINTA KASIH
1. Cinta Kasih
Cinta kasih merupakan paduan dua kata yang mengandung arti psikologis yang dalam, yang sulit didefinisikan dengan rangkaian kata-kata. Mungkin cinta baru dapat dimengerti atau dirasakan bagi orang yang sudah atau sedang dirundung cinta. Cinta kasih merupakan karunia Allah SWT. kepada umat-Nya, manusia makhluk yang paling sempurna dan sebagai khalifah-Nya di muka bumi tercinta ini. Allah menjadikan cinta kasih antara suami istri sebagai dari tanda-tanda kekuasaan-Nya dan bukti kekuasaan-Nya.
Firman-Nya :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah bahwa Ia menciptakan istri-istri bagimu dari kalanganmu sendiri supaya kamu dapat hidup tenang bersama mereka dan diadakan-Nya cinta kasih sayang antara kamu sungguh, dalam yang demikian itu ada tanda-tanda orang yang menggunakan pikiran.” (QS. Ar Rum : 21)


Maka, cinta kasih adalah tanda kehidupan spiritual dalam akidah orang mukmin dalam kehidupan udara Islami, dalam agama, keluarga, kelompok sosial dan bangsa. Tiadalah sesuatu yang menggembirakan orang-orang seperti bergembiranya dengan kalimat cinta.
Cinta memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab ia merupakan landasan kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak-anak. Ia adalah landasan hubungan manusiawi yang akrab. Ia adalah pengikat yang kokoh dalam hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan membuatnya ikhlas berkorban, ikhlas dalam menyembah-Nya, mengikuti jalan-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Pemahaman orang modern bahwa cinta adalah kebebasan tanpa batas dan ikatan serta pelepasan nafsu hewaniyah menjerumuskan mereka dalam kehidupan yang penuh kegoncangan, individualistik, ketidaktenangan dan beban yang semakin berat dan membelenggu.



2. Cinta Kepada Allah
Allah adalah pemberi cahaya (kehidupan). Dia Maha Besar, Maha Adil, Maha Sejahtera. Maka, barangsiapa yang mencintai cahaya (petunjuk) dan kebenaran, berarti ia telah mencintai Allah, karena Dia adalah Maha Cinta.
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya, Allah berfirman :
Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran : 31)


Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkan kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.


3. Cinta Kepada Rasul (Muhammad SAW)
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta, untuk memberi petunjuk dan membersihkan hati manusia, mengajarkan al-Qur’an dan kebijaksanaan, dipilih sebagai penutup para Nabi, menjadi rasul bagi seluruh umat manusia, dan diturunkan kepadanya Al-Qur’an, kitab Allah yang abadi dan pembenar kitab-kitab-Nya yang telah diturunkan sebelumnya, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Karena Rasulullah merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Sebagaimana dikemukakan Al-Qur’an :
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
(QS. Al-Qalam. 68 : 4)


Dia kekasih Allah dan yang dicintai-Nya. Dia orang Muslim paling awal dan terdepan, pemimpin para Nabi, Rasul paling utama dan pamungkas para utusan.
Dialah yang telah berjuang dengan segala daya dan kemampuan sehingga akidah yang suci murni ini dapat eksis di bumi. Iman dan agama Allah dapat berkembang di dunia manusia. Di samping itu dibimbingnya pula tangan makhluk menuju kepada Al-Khalik.


4. Cinta Orang Tua
Anak merupakan buah alami dari kuatnya kasih sayang suami-istri. Status sebagai ayah merupakan kedudukan mulia, penuh makna sebagai ekspresi bahwa Tuhan telah menumpahkan rahmat-Nya, sehingga keduanya saling dipenuhi rasa kasih sayang dan perasaan tertarik, serta perasaan terikat satu sama lain secara langgeng.
Ikatan yang kuat antara orang tua dengan anak-anaknya merupakan salah satu bentuk hubungan antarmanusia yang paling teguh dan mulia. Tuhan telah memelihara dan menjamin agar hubungan kuat tersebut langgeng dan berkembang sebagai upaya untuk menjaga kelangsungan hidup manusia dan memantapkan eksistensinya.
Ikatan keluarga dalam Islam dianggap sebagai pemula kelompok sosial. Keluarga terdiri dari orang tua dan anak-anak dan dalam hati orang tua tersebut bersemayam rasa cinta terhadap anak-anaknya yang tak pernah putus. Cinta tersebut adalah cahaya yang diberikan Tuhan kepada mereka. Nabi SAW. menjelaskan kepada para sahabat sambil menunjuk kepada seorang wanita :
“Dapatkah kau bayangkan bahwa wanita ini kelak melemparkan anaknya ke dalam api”. Mereka menjawab : “Tidak”. Nabi bersabda : “Kasih sayang Tuhan kepada hamba-Nya lebih kuat daripada kasih sayang wanita ini kepada anaknya”. (Hadis Syarif).


Cinta tersebut adalah cinta yang dibawa sejak lahir, suatu bentuk cinta alami yang tak dapat dipadamkan oleh siapa pun. Atas dasar alasan inilah maka bukannya Tuhan memerintahkan agar orang tua menjaga kepentingan anak, melainkan memerintah agar anak menjaga kepentingan orang tua.


5. Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya dan mengaktualisasikan diri. Ia juga mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan, ketentraman, dan kebahagiaan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan bahayanya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri, kecendrungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindar dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatannya, melalui ucapan Nabi SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal yang gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan diri dari segala keburukan. Firman Allah SWT :
“…Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku akan memperbanyak kebaikan bagi diriku sendiri dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan…”
(QS. Al-A’raf : 188)


Di antara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri, ialah kecintaannya terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. Kecintaan manusia yang begitu mendarah daging kepada harta, telah dikemukakan Al-Qur’an dalam ayat sebagai berikut :

“Dan sesungguhnya dia amat sangat cintanya kepada harta”.
(QS. Al-Adiyat : 8)


Di antara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus-menerus agar dikaruniai harta, kesehatan dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila ia tertimpa bencana keburukan atau kemiskinan, ia merasa putus asa, dan mengira bahwa ia tidak akan bisa memperoleh karunia lagi, firman-Nya :
“Manusia tidak jemu-jemu memohon kebaikan, tetapi jika mereka ditimpa malapetaka, dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (QS. Fushshilat : 49)


6. Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan kehamornisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada dirinya sendiri dan egoismenya. Juga hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang kepada orang-orang lain, bekerja sama dengan atau memberi bantuan kepada mereka. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ditimpa kesusahan dan usahanya yang terus-menerus untuk terus memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian pada orang-orang yang berusahan untuk berlebih-lebihan dalam cintanya terhadap diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat, memberikan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya dan orang miskin yang tak bisa meminta-minta, dan menjauhi larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan menyeimbangkan antara cintanya pada dirinya sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat, Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah, tetapi bila mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang (miskin) (yang tidak meminta-minta), dan orang-orang yang hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap terhadap azab Tuhannya.”
(QS. Al Ma'arij, 18-27)


7. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab dialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga.
Firman Allah SWT :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Rum, 14)


“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran : 14)


Dorongan seksual melakukan suatu fungsi, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual lah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian, bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju. Firman-Nya :
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujarat : 13)


Dorongan seksual merupakan landasan pembentukan keluarga, dimana suami istri sama-sama mendapatkan kedamaian hati, sehingga timbul rasa tenteram, aman dan damai. Dan antara keduanya timbul perasaan cinta, kasih sayang dan rahmat yang mendorong tetap terpeliharanya kehidupan bersama dengan harmonisnya dan rasa tolong-menolong. Sehingga akan timbul suasana yang segar, bagi pertumbuhan anak-anak, pemeliharaan dan pembentukan kepribadian mereka secara sehat.

KESIMPULAN


1) Makna cinta kasih dibagi menjadi 6, yaitu :
- Makna kasih sayang
- Kasih sayang dalam keluarga
- Kemesraan
- Pemujaan
- Belas kasihan
- Cinta kasih erotis.


2) Manusia dan cinta kasih dibagi menjadi 6, yaitu :
- Manusia cinta kepada Allah
- Manusia cinta kepada Rasul (Muhammad SAW)
- Manusia cinta kepada orang tua
- Manusia cinta kepada diri
- Manusia cinta kepada sesama manusia
- Manusia cinta kepada seksual


3) Kasih sayang yang berlebihan cenderung merupakan pemanjaan. Pemanjaan anak kurang baik, karena umumnya anak yang dimanjakan menjadi anak yang sombong, pemboros, tidak saleh, dan tidak menghormati oran tua.


4) Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih yang telah mendalam


5) Kemesraan adalah hubungan akrab antara pria dan wanita. Kemesraan merupakan bagian hidup manusia.


6) Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan.


7) Cinta kasih adalah tanda kehidupan spiritual dalam akidah orang mukmin dalam kehidupan udara Islami, dalam agama, keluarga, kelompok sosial, dan bangsa.

KONSEPSI ILMU BUDAYA DAN DASAR LAMA DAN KESUSASTRAAN

A. Pengertian Sastra
Secara etimologis kata sastra berasal dari bahasa sansekerta, dibentuk dari akar kata sas- yang berarti mengarahkan, mengajar dan memberi petunjuk. Akhiran –tra yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk..Secara harfiah kata sastra berarti huruf, tulisan atau karangan. Kata sastra ini kemudian diberi imbuhan su- (dari bahasa Jawa) yang berarti baik atau indah, yakni baik isinya dan indah bahasanya. Selanjutnya, kata susastra diberi imbuhan gabungan ke-an sehingga menjadi kesusastraan yang berarti nilai hal atau tentang buku-buku yang baik isinya dan indah bahasanya.Selain pengertian istilah atau kata sastra di atas, dapat juga dikemukakan batasan / defenisi dalam berbagai konteks pernyataan yang berbeda satu sama lain. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa sastra itu bukan hanya sekedar istilah yang menyebut fenomena yang sederhana dan gampang. Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum, misalnya berdasarkan aktivitas manusia yang tanpa mempertimbangkan budaya suku maupun bangsa. Sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati. Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan sastra. Sedang orang lain dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan cara mendengar atau membacanya.Batasan sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauhdari dunia ide.ARISTOTELES murid PLATO memberi batasan sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut kaum formalisme Rusia, sastra adalah sebagai gubahan bahasayang bermaterikan kata-kata dan bersumber dari imajinasi atau emosi pengarang. Rene Welleck dan Austin Warren, memberi defenisi bahasa dalam tiga hal :1. Segala sesuatu yang tertulis2. Segala sesuatu yang tertulis dan yang menjadi buku terkenal, baik dari segi isi maupun bentuk kesusastraannya


B. Pengertian Seni
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum ada pembedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian itu ternyata tidak hanya terdapat di India dan Indonesia saja, juga terdapat di Barat pada masa lampau.
Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars, artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada di dalam kelompok-kelompok itu. Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan cilpa.
Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi l’arte (Italia), l’art (Perancis), elarte (Spanyol), dan art (Inggris), dan bersamaan dengan itu isinyapun berkembangan sedikit demi sedikit kearah pengertiannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain, orang Jerman menyebut seni dengan die Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang berasal dari akar kata yang lain walaupun dengan pengertian yang sama. (Bahasa Jerman juga mengenal istilah die Art, yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga dapat dikembalikan kepada asal mula pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die Kunst-lah yang diangkat untuk istilah kegiatan itu).
Dari dulu sampai sekarang karya sastra tidak pernah pudar dan mati. Dalam kenyataan karya sastra dapat dipakai untuk mengembangkan wawasan berpikir bangsa. Karya sastra dapat memberikan pencerahan pada masyarakat modern. ketangguhan yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan. Di satu pihak, melalui karya sastra, masyarakat dapat menyadari masalah-masalah penting dalam diri mereka dan menyadari bahwa merekalah yang bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka sendiri.
Sastra dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat untuk berpikir dan berbuat demi pengembangan dirinya dan masyarakat serta mendorong munculnya kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Sastra mendorong orang untuk menerapkan moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan menyadarkan manusia akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan memiliki kepribadian yang luhur.
Selain melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal, melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam penalaran seseorang.
Sastra tidak hanya melembutkan hati tapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih kita kepada sesama dan kepada sang pencipta. Dengan sastra manusia dapat mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu jauh lebih indah dan mempesona.


C. Peranan Sastra
Prosa, puisi, lakon, skenario, skripsi, risalah ilmiah, esei, kolom, berita, surat, proposal, catatan harian, laporan, pandangan mata, pidato, ceramah, transkripsi percakapan, wawancara, iklam, propaganda, doa dan sebagainya semuanya jadi termasuk sastra, karena mempergunakan bahasa.
Semua sektor kehidupan, seluruh aktivitas manusia tak bisa membebaskan diri dari bahasa. Bahkan olahraga yang jelas-jelas menitikberatkan pada aktivitas raga, tetap saja membutuhkan bahasa dalam menumbuhkan dan mengembangkan dirinya. Dengan cakupan yang begitu dahsyat, sastra tidak mungkin tidak berguna. Demikianlah mahasiswa yang sedang menekuni berbagai jurusan, akan selalu, suka tak suka berhubungan dengan sastra.
Bagaimana dengan puisi dan prosa yang merupakan bagian dari kesusastraan (baca: sastra yang indah). Apakah puisi dan prosa juga berguna bagi semua mahasiswa, sehingga bukan saja jurusan bahasa dan sastra tapi juga jurusan sosial, ekonomi dan eksakta berkepentingan mengkaji sastra? Apa seorang yang ingin menjadi insinyur, dokter, diplomat, pengusaha, perwira, pemimpin politik, ahli hukum, negarawan dan ulama, perlu membaca sastra?
Di tahun 60-an, pelajaran kesusastraan masih diajarkan di SMA di semua bagian A,B dan C (budaya, eksakta dan ekonomi). Tetapi posisinya memang hanya sebagai pendukung pelajaran Bahasa Indonesia. Tak jarang jam pelajaran kesusastraan dikanibal oleh pelajaran bahasa.
Hal tersebut dimungkinkan, karena pelajaran kesusastraan tak lebih dari hapalan bentuk-bentuk kesusastraan, riwayat hidup pengarang, judul karya dan sinopsis buku-buku wajib baca. Tak pernah ditelusuri secara mendalam (gurunya tak ada yang terdidik ke arah itu) hakekat kesusastraan itu kaitannya dengan berbagai pemikiran yang ada dalam kehidupan. Jadinya pelajaran kesusastraan – lebih popular disebut pelajaran sastra saja – hanya jadi pelajaran tak berguna. Dihapus juga tidak ada akibatnya.
Kesusastraan (prosa dan puisi) sesungguhnya terkait dengan seluruh aspek kehidupan. Hanya saja karena pemaparannya menempuh lajur rekaan imajinasi, sehingga nampak semu. Tapi dalam kesemuannya itu, sastra merefleksikan fenomena hidup beragam dengan mendalam, mengikuti cipta-rasa-karsa penulisnya.
Untuk itu memang diperlukan kesiapan: apresiasi, interpretasi dan analisis, sehingga dunia rekaan di dalam sastra jelas kaitannya dengan seluruh aspek kehidupan. Kritik sebagai perangkat penting yang sesungguhnya berfungsi menunjukkan arti kehadiran sastra, kebetulan sangat parah di Indonesia, sehingga kehadiran sastra semakin tenggelam hanya sebagai hiburan.
Sastra memang memiliki potensi yang hebat untuk menghibur. Dan karenanya sebagai barang komoditi nilainya tinggi. Kaitannya dengan bisnis dan industri juga meyakinkan. Sebuah karya sastra dapat meledak, mengalami ulang cetak setiap tahun dengan oplag raksasa dalam berbagai bahasa.
Namun sastra tidak semata-mata kelangenan, tetapi juga dokumen perjalanan pemikiran yang menjadi bagian dari perjalanan sejarah. Uncle Toms’s Cabin karya Beecher Stowe yang melukiskan derita dan nestapa budak kulit hitam di Amerika Serikat, telah diakui sebagai salah satu pemicu perang Saudara di Amerika dalam rangka menghapuskan perbudakan.


D. HUBUNGAN ANTARA SASTRA , SENI DENGAN ILMU BUDAYA DASAR
Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya.
Latar belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1. kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
2. Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .
3. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya .

ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA

A. PENGERTIAN PROSA
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.


B. JENIS-JENIS PROSA
- Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu:
Prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat.
Prosa baru adalah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.


C. KOMPONEN-KOMPONEN DALAM PROSA
· Prosa lama meliputi :


1. Fabel
Fabel diambil dari bahasa Belanda yang berarti cerita yang menggunakan hewan sebagai tokoh utamanya. Misalkan cerita kancil atau cerita Tantri di Indonesia.
Banyak satrawan dan penulis dunia yang juga memanfaatkan bentuk fabel dalam karangannya. Salah seorang pengarang fabel yang terkenal adalah Michael de La Fontaine dari Perancis. Penyair Sufi Fariduddin Attar dari Persia juga menuliskan karyanya yang termashur yakni Musyawarah Burung dalam bentuk fabel. Biasa pada sebuah fabel tersirat moral atau makna yang lebih mendalam.


2. Legenda
Legenda (Latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang enpunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai sejarah kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya.
Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklore. Menurut Pudentia, legenda adalah cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mite.
Dalam KBBI 2005, legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Menurut Emeis, legenda adalah cerita kuno yang setengah berdasarkan sejarah dan yang setengah lagi berdasarkan angan-angan. Menurut William R. Bascom, legenda adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan mite, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Menurut Hooykaas, legenda adalah dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian.


3. Cerita rakyat (folklore)
Cerita rakyat adalah cerita pada masa lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki kultur budaya yang beraneka ragam mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa.


4. Tambo
Suatu karya sastra yang menceritakan sejarah (asal-usul) suku bangsa, negeri, dan adat. Karya sastra sejarah ini biasa disebut dengan Historiografi Tradisional. Penulisan sejarah suatu negeri berdasarkan anggapan atau kepercayaan masyarakat setempat secara turun-temurun.


5. Cerita pelipur lara
Suatu karya sastra yang berisikan kejenakaan. Karya sastra ini bertujuan untuk melipur lara atau membuat pembaca melupakan sedihnya.

· Prosa baru meliputi :
1. Roman
Roman adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau gancaran yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing. Bisa juga roman artinya adalah "kisah percintaan".

2. Riwayat
Riwayat adalah catatan singkat tengatang gambaran diri seseorang. Selain berisi data pribadi, gambaran diri itu paling tidak harus di isi keterangan tentang pendidikan atau keahlian dan pengalaman. Dengan data itu riwayat hidup akan memberikan gambaran atau kualifikasi seseorang.

3. Antologi
Antologi secara harfiah diturunkan dari kata bahasa Yunani yang berarti “karangan bunga” atau “kumpulan bunga” yang berarti sebuah kumpulan dari karya-karya sastra. Awalnya definisi ini hanya mencakup kumpulan puisi (termasuk syair dan pantun) yang dicetak dalam satu volume. Namun, antologi juga dapat berarti kumpulan karya sastra lain seperti cerita pendek, novel pendek, prosa, dan lain-lain. Dalam pengertian modern, kumpulan karya musik oleh seorang artis, kumpulan cerita yang ditayangkan dalam radio dan televisi juga tergolong antologi.

4. Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
5. Kritik
Kritik adalah analisis untuk menilai suatu karya sastra. Tujuan kritik sebenarnya bukan menunjukkan keunggulan, kelemahan, benar atau salah sebuah karya sastra dipandang dari sudut tertentu, tetapi tujuan akhirnya mendorong sastrawan untuk mencapai penciptaan sastra setinggi mungkin dan mendorong pembaca untuk mengapresiasi karya sastra secara lebih baik.
Ada 2 jenis kritik sastra :
1. Kritik sastra intrinsik : Fokusnya pada karya sastra itu sendiri dan menganalisa unsur-unsur karya sastra itu.
2. Kritik sastra ekstrinsik : Menghubungkan karya sastra dengan hal-hal diluar karya sastra. Misalnya menghubungkan karya sastra dengan pengarangnya, karya sastra dihubungkan dengan ilmu psikologi, agama, sejarah, filsafat.

NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
A. PENGERTIAN PROSA FIKSI
Prosa Fiksi adalah kisahan atau ceritera yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu ceritera. (aminuddin, 2002:66). Sedangkan M. Saleh Saad dan Anton M. Muliono (dalam Tjahyono, 1988:106) mengemukakan pengertian prosa fiksi (fiksi, prosa narasi, narasi, ceritera berplot, atau ceritera rekaan disingkat cerkan) adalah bentuk ceritera atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi.



B. NILAI-NILAI YANG ADA DALAM PROSA FIKSI
Prosa fiksi memberikan kesenangan.
Keistimewaannya pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami sendiri peristiwa tersebut
Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sedikit informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi.
Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimulasi imaginasi dan warisan budaya bangsa.
Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi sesorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman dengan banyak individu.
Berkenaan dengan moral, karya sastra dapat dibagi menjadi 2 :
Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki zamannya.
Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, tidak mengajak pembaca melakukan sesuatu tetapi untuk merenung.
C. DUA KARYA SASTRA
1. PUISI
Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti semantiknya. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya. Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi.
Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan puisi baru
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'. kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah. Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung dengan kasar. Dibeberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.

2. DRAMA
Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.

Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.
1. Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :
1. Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2. Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3. Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
4. Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.
5. Lelucon / Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.
6. Operet / Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.
7. Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.
8. Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.
9. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.
10. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.
D. CONTOH PROSA
Mite
Dari Desa Trunyan; Desa Tertua Di Indonesia
Mite; sebagai cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi, belakangan ini menjadi trend diberbagai kalangan ilmuwan untuk dikaji dan diteliti sebagai salah satu alat mencari kelengkapan sejarah. Walau sebelumnya, tentu saja, cara berpikir kaum akademisi akan menampiknya; cerita yang paling bisa diterima adalah kisah-kisah dalam kitab-kitab suci sebaliknya mite dan legenda dipandang sebelah mata. Namun kini semakin terbuka berbagai keilmuan, memberi mite sebagai salah satu subyek untuk diteliti; melengkapi gaya penulisan sejarah secara 'theisme' dan sejarah yang berdasarkan ' klanisme' walau memang signal informasi dan isyarat yang disimpan dalam mite tidak bisa dibaca dengan cara pikir tradisi bedah intelektual 'gaya modern' yang kadang jumawa, penelitian mite memerlukan pengetahuan holistic yang sebenarnya sangat menantang.


Mau tak mau, kini banyak pihak menoleh kepada mite dan legenda; yang isi informasinya berkembang dari mulut ke mulut, diwariskan juga dengan tradisi yang sama dalam bentuk bertutur. Jelas akan menimbulkan banyak pengembangan bahkan pengurangan, kadang menjauhi kisah awalnya. Sekali waktu, karena kini di Bali tengah tumbuh fenomena 'majapahitisme', banyak yang kerauhan akan berbagai soal majapahit; dari merasa titisan Hayam Wuruk bahkan merasa diberkati dan dirasuki Gajah Mada. Saya justru tertarik untuk menuliskan sebuah Mite yang jika kemudian disandingkan dengan beberapa peninggalan prasajarah yang sampai kini masih ada diberbagai belahan dunia akan memberi bahan pemikiran, betapa tuanya pulau Bali ini; kelak barangkali akan bersanding dengan kesemangatan berbagai pihak yang tengah mencari 'ujung' atlantik.


Mite Desa Trunyan Bali misalnya; desa yang diperkirakan sebagai desa tertua di Bali bahkan di Indonesia, disahihkan dengan berbagai penemuan prasajarah, merujuk ahli prasejarah R.P Soejono yang mendapatkan beberapa alat batu Paleolitik seperti kapak perimbas (chopper tools), proto kapak genggam (proto hand ax), kapak perimbas berpuncak (high backed chpper), kapak perimbas pipih (flat iron chopper), Bapak Soejono sewaktu menemukannya menjabat sebagai Kepala Lebaga Purbakala dan Peninggalan Nasional cabang II Bedulu Gianyar; menurut bapak ahli ini: artefak-artefak temuan di desa induk trunyan diduga berasal dari zaman Pleistosen Bawah, kini semua penemuan itu di museum purbakala di Gianyar-bali, bukti lain ketuaan desa Trunyan adalah patung dewa raksasa dewa tertinggi yang disebut Ratu Sakti Pancering Jagat (Batara Da Tonta): jelas bukan dari model patung hIndu klasik, menurut Bapak Goris itu jelas patung gaya Megalitik. Bukti lain adalah jalan tangga yang terbuat dari batu megalitik bernama Jalan Batu Gede (semoga tidak karena alasan kemajuan zaman apalgi pariwisata lalu jalan itu diganti aspal).

Nama Desa trunyan jelas nama desa sangat tua, yang ditemukan dalam beberapa prasasati dengan nama Turunan; namun prasasti-prasasti itu juga mengisyaratkan bahwa baik penguasa raja bali kuna maupun selanjutnya; sangat menghormati tata upacara desa trunyan yang berbeda dengan Bali suku: orang desa Trunyan sejak dahulu kala menyebut diri mereka sebagai Bali Mula; agak tidak suka disebut bali aga (aga berasal dari kata arga: sansekerta: artinya gunung), sebab sebutan bali aga konotasinya sebagai orang gunung yang bodoh; orang bali mula menyebut orang bali lainnya dengan bali suku: mereka yang datang dari seberang dengan berjalan kaki.

Mite Desa trunyan kini mungkin susah didengar secara utuh, bahkan mungkin bersaing dengan brosur pariwisata yang kadang ditulis berdasarkan karangan seorang guide atau tokoh informan desa, yang belum tentu tahu betapa banyak informasi hilang mengenai Trunyan, ketika banyak para lelakinya di kirim kerja paksa di zaman Jepang. Itulah sebabnya, upaya menulis mite ini semoga menggugah banyak pihak untuk bersama mengkaji dan menyempurnakannya.

Dikisahkan, dahulu kala berhembus bau harum yang demikian semerbak hingga menembus batas langit, menyentak setiap tarikan nafas dan mengundang rasa ingin tahu. Dikisahkan, seorang dewi entah bernama siapa, salah satu penghuni langit tergugah dan terpikat oleh keharuman itu. Maka taanpa dapat dicegah segera ia melayang –layang; pergi kesana kemari mencari asal datangnya bau harum itu.

Berhari-hari dewi itu mengikuti arah datangnya bau harum, kian lama yang mencari, kian ia merasa mendekati asal datangnya keharuman itu. Benarlah, akhirnya ia melayang menuju satu arah, arah yang memberi bau terkuat, yang paling keras kesemerbakannya. Akhirnya di satu titik di antara awan-awan dewi itu menghentikan terbangnya, mengerutkan dahinya, memastikan bahwa keharuman yang menyentak itu datangnya dari bawah, dari bumi.

Segera dewi itu meluncur dengan anggun, menjejakkan kakinya di atas tanah, menarik nafasnya dengan mata penuh cahaya; alangkah kagum hatinya memandang sekitarnya. Sambil melangkah pelahan dicarinya asal keharuman itu; alangkah terpesona dewi itu saat menyadari semua keharuman yang mampu menembus langit itu, yang menarik dirinya turun ke bumi berasal dari pohon-pohon menyan; (pohon dalam bahasa bali disebut taru, menyan: benzoin; inilah asalkan kata Trunyan) dan sang matahari yang usil dengan penuh senyum mengikuti secara diam-diam kemana pun dewi itu melangkah.

Ah, akan berdiam di sini, putus dewi itu dengan senyum mengembang. Dengan keriangan yang luar biasa dewi itu bergerak berkeliling mengamati semua pohon lalu bicara dengan pohon menyan: izinkan aku meminta bagian tubuhmu untuk kujadikan balai-balai, aku hendak berdiam di sini menikmati keharuman yang menebar dari diri kalian.

Pohon-pohon menyan seperti bersorak mengibas-ibas daun dan rantingnya, keharuman makin merebak, salah satu dari mereka membungkuk, melengkungkan batangnya, tak lama kemudian ada balai-balai yang demikian nyaman; dewi itu sungguh bahagia dan berjanji akan setiap hari mengurus semua pohon di sana, pohon-pohon menyan bersorak riang seolah mendapatkan kembali ibunya. Dewi itu memang jatuh hati pada pohon-pohon itu, setiap hari di menyisiri barisan pohon-pohon itu, mengajak bercakap-cakap, kadang bernyanyi, dan matahari terus mengikuti dengan cahayanya bahkan kadang begitu dekat cahaya itu diarahkan ke mata dewi itu," hei, matahari, menjauhlah, sudah cukup cahayamu, jangan menyilaukan mataku dan jangan sampai membuat daun-daun pohon menyan ini layu…"

Tapi sang matahari memang jail dan agaknya menyukai dewi itu, walau hampir setiap hari dewi itu mendampratnya, matahari itu tetap saja mengejar dewi itu dengan cahayanya, suatu ketika dewi itu bersembunyi di sebuah gua, ternyata matahari itu mengikuti dewi itu hingga ke goa, dengan kesal dewi itu berteiak dank arena demikian kesal ia menunggingkan pantatnya ke arah langit, ke arah matahari menggantungkan cahayanya seraya berteriak," ini kupantati kamu, hai matahari yang selalu usil…." Matahari bukannya meredupkan cahayanya, malah makin bersinar terang sehingga vagina dewi itu pun nampak.

Keajaiban terjadi setelah menunggingi matahari, dewi itu hamil. Dan kemudian melahirkan anak kembar dampit, yang sulung banci, yang lebih kecil perempuan. Setelah anak itu agak besar, dewi itu dipanggil oleh suara gaib, dia pun terbang kembali ke langit, kedua anaknya dititipnya pada pohon-pohon menyan dan matahari setiap hari dengan setia menjaganya.

Pada musim-musim yang penuh angin seperti biasa keharuman makin semerbak menebar dari tempat itu, tak hanya ke langit namun juga sampai jauh ke seberang, di sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Dalem Solo (jangan menyamakan dengan solo yang sekarang apalagi pengertian raja keturunan mataram hindu, dst. Sebutan solo ini sepertinya merujuk pada ketuaan manusia barangkali ingatan penemuan fosil manusia purba akan dapat mencegah pengembangan cerita yang kadang menduga-duga dalem solo ini terkait dengan keraton masa pertengahan),

Dalem Solo memiliki empat anak; tiga lelaki dan yang bungsu perempuan, keempatnya sangat tertarik dengan bau harum yang semerbak yang menyelimuti wilayah kerajaan ayahnya dan berkehendak hendak mencari sumbernya. Ayahandanya pun ingin tahu asal keharuman itu, mengizinkan keempat anaknya bertualang mencari sumber keharuman itu.

Maka berangkat keempat saudara itu menjejaki arah datangnya keharuman; pelahan-lahan mereka bergerak, memastikan dari arah mana harum itu tercium, mereka bergerak ke Timur, sempat berputar ke utara, keharuman itu makin menyentak saat mereka melewati celah laut, pengembaraan mereka memasuki pulau Bali, hingga sempat mereka memasuki daerah desa Culik lalu ke desa Tepi, sebuah perbatasan antara karangasem dengan buleleng, bau harum itu makin menguat dari arah gunung Batur, mereka pun menyusuri jalan mendekati gunung batur, setibanya di kaki gunung, anak perempuan dari empat bersaudara itu memutuskan untuk berdiam di sana, tempat itu sekarang di wilayah Pura Batur, anak perempuan itu mendapat gelar Ratu Ayu Mas Maketeg, sedangkan ketiga saudara lelakinya melanjutkan perjalanan menyusuri pinggir danau Batur, setibanya di tempat datar di baratdaya danau terdengar suara seekor burung yang teramat nyaring, tempat itu lalu dinamakan Desa Kedisan (Kedis adalah bahasa bali untuk menyebut burung); waktu mendengar suara burung itu karena girang putra dalem solo yang termuda bersorak kegirangan. Sorakannya itu membuat kakak sulungnya tidak senang dan memerintahkan," sebaiknya engkau berdiam di sini, tak usah melanjutkan perjalanan…" Namun adiknya dengan lembut menyahut,"Tidak kakak, hamba akan tetap turut mencari sumber keharuman, hamba tak tergoda sedikit pun dengan kemerduan suara burung itu.."

Mendengar sahutan adiknya itu, bukannya sang kakak senang hati, justru dengan penuh amarah menendang sehingga adiknya jatuh duduk bersila, itu sebabnya di Kedisan hingga kini ada patung yang duduk bersila bergelar Ratu Sakti Sang Hyang Jero. Setelah meninggalkan adiknya dalam kondisi duduk bersila, kedua putra dalem solo yang sulung dan yang nomor dua melanjutkan pengembaraannya kini menyusuri tepian timur dan tiba di tempat yang datar serta menemukan dua orang perempuan sedang mencari kutu di atas kepala yang lain, karena gembira melihat manusia setelah sekian lama melakukan pengembaraan, putra dalem solo yang kedua amat gembira dan menyapa kedua perempuan itu, perbuatannya itu ternyata membuat sang kakak murka," kamu tak pantas lagi mengikuti pengembaraan ini, karena demikian terpikat dengan kedua perempuan itu, berdiamlah di sini…"

"kakak, apa salah hamba, hamba tetap akan ikut…hamba tetap berhak untuk menemukan sumber keharuman itu…"
"Tidak kuizinkan.."
"aku memaksa ikut.."

Sang kakak naik pitam lalu menyepak dengan sekuat tenaga, sehingga adiknya jatuh melingkuh, telungkup, hingga sampai kini di sana ada patung yang bentuk telungkup dan asal kata melingkuh itulah dikenal kemudian dukuh (merujuk abang dukuh, dalam prasasti abang disebut air hawang), setelah meninggalkan ketiga adiknya, si sulung terus melangkah menyusuri tepian danau menuju utara, melewati jalanan yang curam, bau semerbak itu makin terasa dekat, dan akhirnya dia tiba di suatu dataran dimana dia temukan seorang dewi, yang sungguh jelita, membuat jantungnya berdetak hebat.

Dewi itu tengah duduk terpejam di bawah pohon-pohon menyan. Dengan penuh kasmaran didekatinya dewi itu, disampaikannya hasrat hatinya, sang dewi menjelaskan bahwa dia memiliki seorang kakak, maka sang kakak pun ditemui oleh putra sulung dalem solo. Dengan tenang, kembaran sang dewi menyahut," kamu boleh mengawini adikku dengan satu syarat kamu harus mau menjadi raja di sini…"

Putra sulung Dalem solo pun menyetujui permintaan itu dan mendapatkan gelar Ratu Sakti Pancering Jagat dan istrinya Ratu Ayu Pingit Dalam Dasar, berdua mereka menguasai wilayah danau batur hingga kini tetap dipuja dengan tradisi Trunyan . Dan karena tak ingin daerah kekuasaannya di cari oleh orang-orang disebabkan oleh bau harum yang menembus langit dan lautan, maka keduanya memerintahkan kepada rakyat desa trunyan," Jika ada yang meninggal, jangan dikubur, tapi dipasah, dijajar….agar keharuman menyan tidak menyebar, tapi cukup hanya disekitar wilayah batur ini saja…" (tradisi mepasah ini perhatikan standing dengan beberapa cara di beberapa negaraa lain seperti toraja, mesir, dll) sejak itulah bau harum tak lagi memancar dari tempat itu.

Beberapa peninggalan patung itu, terkubur oleh letusan gunung; baik gunung agung maupun gunung batur. Mite Desa trunyan memberikan bandingkan bagaimana kitab suci misalnya menceritakan kisah adam dan hawa, lalu kisah manu dalam hindu. Dan Desa Trunyan memiliki kisah awalan keberadaannya, dan tentu saja di berbagai daerah tersimpan mite-mite itu. Yang membuat hati berdebar: bukti peninggalan prasajarahnya ada; sehingga terasa sungguh suatu tanggung jawab untuk menjaga desa dan masyarakat yang memberi gambaran tentang sebuah akar; yang masih bisa dijangkau, tak sekedar hidup di dalam mite.

ILMUBUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI

A. PENGERTIAN PUISI
Puisi adalah bentuk karangan yang tidak terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat.
Unsure-unsur intrinsik puisi adalah
1. Tema yaitu tentang apa puisi itu berbicara
2. Amanat yaitu apa yang hendak dinasehatkan kepada pembaca
3. Rima yaitu persamaan-persamaan bunyi
4. Ritme yaitu perhentian-perhentian atau tekanan-tekanan yang diatur
5. Majas atau gaya bahasa yaitu permainan bahasa untuk efek estetis maupun maksimalisasi
6. Kesan yaitu perasaan yang diungkap lewat puisi
7. Diksi yaitu pilihan kata atau ungkapan
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1993:7) menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.

B. KREATIFITAS PENYAIR DALAM MEMBANGUN PUISINYA

Penyair adalah orang yang menciptakan suatu karya yang dituangkan dalam bentuk bhasa berdasarkan pengalaman. Oleh karena itu, puisi merupakan ekspresi dari pengalaman imajinasi manusia,yang di rasakan begitu indah yang terungkap dari dalam diri si penulis, pertama sekali yang kita peroleh ketika membaca puisi adalah pegalaman semakin banyak orang membaca sebuah puisi semakin banyak pula pengalaman yang diperoleh atau nikmati, terlebih pula pengalaman imajinatif. Dapat disimpulkan bahwa pengungkapan secara implicit, sarat dengan makna yang tersirat, dimana kata-kata condong pada artinya yang konotatif, itulah sebenarnya yang kita maksudkan dengan puisi.

C. ALASAN-ALASAN YANG MENDASARI PENYAJIAN PUISI DALAM IBD

Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang mumi. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunalcan :
1. Figura bahasa ( figurative language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
5. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati

Adapun alasan-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagai berikut :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut "pengalaman perwakilan". lin berarti bahwa manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasamya untuk lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang tethatas.Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran (insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak tentang dirinya sndiri dan tentang masyarakat.
Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat dilakukan dengan suatu kemampuan yang disebut "imaginative entry", yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang dituangkan penyair dalam puisinya.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain maupun did sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman setiap orang.
3. Puisi dan keinsyafan sosial
Puisi juga memberikan kepada manusia tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam isue dan problem sosial. 

Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa ;
- penderitaan atas ketidak adilan
- perjuangan untuk kekuasaan
- konflik dengan sesamanya
- pemberontakan terhadap hukum Tuhan

MANUSIA DAN BUDAYA

Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. 

Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
• Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilaSi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
• Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.
• Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.
• Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.

KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR

Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (menurutSoerjanto Poespowardojo 1993).Menurut The American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial, seniagama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu kelompok manusia.Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar.
Budaya yang terdapat di dunia beraneka ragam.Bermacam-macam budaya dikarenakan perbedaan peradaban daerah itu masing-masing,selain itu juga karena letak geografis daerah tersebut.Manusia mendiami wilayah yang berbeda,ada yang di wilayah Barat,Timur Tengah,dan Timur.Berada di lingkungan yang berbeda membuat kebiasaan,adat istiadat ,budaya juga berbeda.perbedaan budaya tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.Misalnya pada bangsa timur,bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah,bangsa yang mempunyai kepribadian baik,dan bangsa yang bersahabat.Banyak orang dari wilayah lain yang tertarik pada kebudayaan bangsa timur.
Kepribadian bangsa timur berbeda dengan kepribadian bangsa barat, dari wilayahnya, lingkungan, gaya hidup, kebudayaan dan kebiasaannya pun berbeda. menjelaskan tentang kepribadian bangsa timur,sudah jelas kita semua tau bahwa bangsa timur identik dengan benua Asia. Yang penduduknya sebagian besar berambut hitam dan berkulit sawo matang, dan sebagian pula berkulit putih dan bermata sipit.
Bangsa timur adalah bangsa yang dikenal sangat baik dan ramah, mempunyai sifat toleransi yang tinggi dan saling tolong menolong. Bangsa barat saat berkunjung ke wilayah negara timur, mereka pasti selalu berpendapat bahwa orang-orang timur itu baik dan ramah. Bangsa timur dalam berpakaian pun tergolong sopan. mereka pun sangat melestarikan budaya masing-masing dan mempunyai adat istiadat yang di junjung tinggi.


WUJUD DAN UNSUR KEBUDAYAAN

Kebudayaan atau disingkat “budaya”, menurut Koentjaraningrat merupakan “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.”
Lalu, dilain pihak Clifford Geertz mengatakan bahwa kebudayaan merupakan sistem mengenai konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbolik, yang dengan cara ini manusia dapat berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan dan sikapnya terhadap kehidupan.
Lebih sepesifik lagi, E. B Taylor, dalam bukunya “Primitive Cultures”, mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.”
Dari berbagai definisi diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa kebudayaan atau budaya merupakan sebuah sistem, dimana sistem itu terbentuk dari perilaku, baik itu perilaku badan maupun pikiran. Dan hal ini berkaitan erat dengan adanya gerak dari masyarakat, dimana pergerakan yang dinamis dan dalam kurun waktu tertentu akan menghasilkan sebuah tatanan ataupun sistem tersendiri dalam kumpulan masyarakat.
Wujud Kebudayaan
J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya tiga ‘gejala kebudayaan’ : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan ini diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga wujud kebudayaan :
Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Mengenai wujud kebudayaan ini, Elly M.Setiadi dkk dalam Buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (2007:29-30) memberikan penjelasannya sebagai berikut :
1. Wujud Ide
Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut adat istiadat.
2. Wujud perilaku
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
3. Wujud Artefak
Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan. Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.
Unsur Kebudayaan
Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya pengantar Ilmu Antropologi, Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai kerangka yang disusun para sarjana Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur kebudayaan universal, antaralain :
- Bahasa
- Sistem Pengetahuan
- Organisasi Sosial
- Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
- Sistem Mata Pencaharian
- Sistem Religi
- Kesenian
ORIENTASI - ORIENTASI NILAI BUDAYA 

Orientasi nilai adalah bersifat komplek tetapi terpola..pada prinsip.. yang mengutamakan tatanan dan langsung pada tindakan dan pikiran manusia yang berhubungan dengan solusi dalam memecahkan masalah.
Ada tiga asumsi:
1. orang dalam semua budaya harus menemukan solusi untuk memecahkan masalah
2. solusi yang tersedia tidak terbatas
3. satu solusi cenderung dipilih anggota budaya tertentu. Semua solusi yang potensial tampak pada setiap budaya.


a. Orientasi human nature
Human nature adalah menunjuk pada karakter pembawaan sifat manusia. Yang dipandang sebagai berpembawaan baik, jahat atau campuran dari itu. Manusia dipandang tidak hanya sebagai baik atau jahat tetapi juga untuk merubah dan tidak dapat berubah. Kita harus mengakui bahwa hubungan manusia sebagai campuran baik dan buruk sedangkan yang tidak sama adalah sebagai pandangan adalah netral.Ada enam solusi potensial pada masalah ini yaitu;
1. manusia yang jahat tetapi dapat merubah
2. manusia itu jahat tapi tidak dapat dirubah
3. manusia adalah netral yang respek pada baik dan jahat
4. manusia adalah campuran baik dan jahat.
5. manusia itu baik tapi dapat berubah
6. manusia itu baik dan tidak dapat berubah


b. Orientasi nature/alam -person
Ada tiga tipe utama yaitu:
1. menguasai alam: orientasi ini,melihat bahwa semua kekuatan alam dapat mengatasi masalah
2. harmoni dengan alam : orientasi ini bahwa disini tidak ada perbedaan antara kehidupan manusia , sifat dan supernatural.
3. Penaklukan terhadap alam yang unggul di negara seperti Spanish Amerika, yaitu kita percaya bahwa tidak ada sesuatu yang dapat dikerjakan untuk mengontrol alam jika ada ancaman tidak sesuatupun yang dapat terlepas dari bahaya.


c. Orientasi waktu
Merupakan orientasi pada tiga masa yaitu
1. waktu masa lalu adalah unggul dalam budaya dalam penempatan nilai yang tinggi pada tradisi di masa lalu
2. orientasi masa sekarang yaitu dimana orang-orang memberi perhatian yang relatif kecil pada apa yang dikerjakan pada masa lalu dan pada apa yang akan terjadi masa depan.
3. orientasi masa depan dimana memiliki nilai tinggi.


d. Orientasi aktivitas
Aktivitas manusia dapat dilihat dalam tiga cara yaitu:
1. doing, orientasi ini melibatkan pada tipe aktivitas yang hasilnya tampak pada eksternal individu yang diukur dengan sesuatu
2. being adalah merupakan lawan yang exterm dari orientasi doing
3. becoming merupakan integrasi keseluruhan pada perkembangan diri.


e. Orientasi relational
Menurut Kluckhon dan Strodbeck memisahkan tiga cara untuk mengartikan hubungan dengan orang lain yaitu:
1. individualism
orientasi ini ditandai dengan otonomi individu dengan kata lain individu adalah unik dan sebagai entitas tersendiri. Prioritas tujuan dan sasaran nya adalah memprioritaskan pada individu daripada kelompok.Contoh negara yang seperti ini adalah Amerika Serikat
2.orientasi langsung atau lineality
orientasi ini memfokuskan pada kelompok dengan tujuan kelompok adalah lebih utama. Menurut Kluckhon dan Strodbeck kontinyuitas dari kelompok adalah melalui waktu. Individu-individu adalah penting hanya untuk anggota kelompok tersebut.Contohnya beberapanegara aristokrasi di Eropa.
3.collaterality
orientasi ini memfokuskan pada kelompok tetapi bukan perluasan kelompok melalui waktu. Agaknya fokus pada perluasan kelompok secara lateral/ ke samping (anggota kelompok dari individu yang paling dekat dalam waktu dan tempat). Tujuan dari kelompok ditas kepentingan individu. Pada kenyataannya orang-orang tidak mempertimbangkannya kecuali vis a vis/ sebagai lawan anggota kelompok. Contoh identifikasi orang jepang dengan perusahaannya di mana dia bekerja atau universitas di mana dia belajar.


f. Penerapan orientasi
Nilai orientasi ini digunakan untuk memahami komunikasi dengan strangers. Dengan mempertimbangkan dua budaya yang tampaknya mirip misalnya inggris dan Amerika Serikat. Sementara ada juga yang mirip di permukaannya saja ternyata berbeda orientasinya. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya misunderstanding antara orang-orang dalam budaya yang berbeda.

PERUBAHAN KEBUDAYAAN DENGAN KAITANNYA MANUSIA DAN BUDAYA

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Dalam kehidupan sehari hari,karena perubahan gaya hidup manusia,perubahan zaman dan lain lain maka budaya pun ikut beradaptasi dengan lingkungan kehidupan yang ada. Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Menurut saya, kebosanan manusia lah yang sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan. Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya zaman es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.

Selain itu,Penetrasi terhadap kebudayaan juga menjadi faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan. Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara,yaitu penetrasi damai dan penetrasi kekerasan
Penetrasi damai (penetration pasifique) adalah Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke IndonesiaPenerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.


Penetrasi kekerasan (penetration violante) adalah Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia dan korupsi.

IBD SEBAGAI SALAH SATU MKDU

PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR

Ilmu Budaya Dasar adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang ditujukan untuk dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

Istilah llmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris "The Humanities". Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dan bahasa latin humanus yang bisa diartikan manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the htimanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.

TUJUAN ILMU BUDAYA DASAR

Penyajian mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian jelaslah bahwa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the humanities). akan tetapi ilmu budaya dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cam memperluas wawasan pemikiran serta kemarnpuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.

Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat :

Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang bane, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemánusiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing, tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat. Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang luas. kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu yang ketat.
Mengusahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memilki satu bekal yang sama, pars akademisi diharapkan akan lebih lancar dalam berkomunikasi.
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah:
  • Manusia dan cinta kasih
  • Manusia dan keindahan
  • Manusia dan penderitaan
  • Manusia dan keadilan
  • Manusia dan pandangan hidup
  • Manusia dan tanggung jawab serta pengabdian
  • Manusia dan kegelisahan
  • Manusia dan harapan
3 KELOMPOK ILMU PENGETAHUAN

Untuk mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof. Dr. Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1. Ilmu-ilmu Alamiah (Natural Science)
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi . Hasil penelitiannya 100 % benar dan 100 % salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, dan mekanika.

2. Ilmu-ilmu Sosial (Social Science)
Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.

3. Pengetahuan Budaya (The Humanities)
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pemyataan-pemyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan pernyatan-pemyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan. Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah. The Humanities dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin), seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll.

Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus), sedangkan Ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.


RUANG LINGKUP ILMU BUDAYA DASAR

Ilmu Budaya Dasar juga memiliki ruang lingkup dalam mempelajarinya, beberapa diantaranya adalah :
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.
Hakekat manusia yang satu atau universal, akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing jaman dan tempat. Dalam melihat dan menghadapi lingkungan alam, sosial dan budaya, manusia tidak hanya mewujudkan kesamaan-kesamaan, akan tetapi juga ketidak seragaman yang diungkapkan secara tidak seragam, sebagaimana yang terlihat ekspresinya dalam berbagai bentuk seperti ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.
Sekiranya begitulah informasi yang bisa saya dapatkan mengenai IBD. Masih banyak lagi sebenarnya namun semua teori hampirlah. Cuma sedikit ada beberapa yang saya modifikasi. Teori menurut saya tidaklah begitu penting karena pada dasarnya yang dibutuhkan adalah pengaplikasiannya di kehidupan nyata. Yang paling utama adalah teori tersebut masuk meresap di otak kita dan menjadikannya dasar dari pemikiran kita bukan hanya sekedar lewat begitu saja masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Intinya mata kuliah IBD yang dijadikan sebagai mata kuliah dasar umum merupakan salah satu hal yang penting karena bangsa kita ini merupakan bangsa yang memiliki banyak budaya yang wajib kita jaga dan ketahui etika-etika dalam melestarikannya. Jangan sampai dikemudian hari dilupakan begitu saja. Tanah Indonesia ini tanah yang kaya akan kebaikan manusianya. Dan hal itu pun yang akhirnya harus kita jaga sampai mati.