Pengertian WBS, CPM, PERT

Rabu, 27 November 2013
Fungsi CPM (Critical Path Method) dan WBS (Work Breakdown Structure)

Apa itu CPM (Critical Path Method)?
Perbedaan antara CPM dan PERT adalah bahwa CPM menggunakan satu jenis waktu untuk perkiraan waktu penyelesaian setiap kegiatan sedangkan PERT menggunakan tiga jenis waktu, yaitu : prakiraan waktu optimis, waktu paling mungkin, dan waktu pesimis.

CPM digunakan jika waktu penyelesaian setiap kegiatan diketahui dengan pasti, di mana tingkat deviasi realisasi penyelesaian disbanding rencana relatif minim atau bahkan dapat diabaikan. Sedangkan PERT digunakan pada kegiatan yang waktu penyelesaiannya tidak dapat dipastikan karena belum pernah dilakukan sebelumnya atau kegiatan tersebut memiliki variasi waktu perkiraan penyelesaian yang lebar. Jika menilik dari sisi waktu, kedua metode ini dikembangkan hampir bersamaan. Jika PERT dikembangkan pada tahun 1950-an, CPM mulai digunakan oleh DuPont di tahun 1957.

Critical Path Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis merupakan model kegiatan proyek yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai titik pada jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan digambarkan sebagai busur atau garis antara titik.

CPM memberikan manfaat sebagai berikut:

- Memberikan tampilan grafis dari alur kegiatan sebuah proyek,

- Memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek,

- Menunjukkan alur kegiatan mana saja yang penting diperhatikan dalam menjaga jadwal penyelesaian proyek.

Sumber gambar : NetMBA Business Knowledge Center.

Langkah-langkah dalam perencanaan proyek menggunakan metode CPM :
Tentukan rincian kegiatan. Dari rincian kegiatan yang harus dilakukan dalam sebuah proyek, tambahkan informasi durasi dan identifikasikan prasyarat kegiatan sebelumnya yang harus terselesaikan terlebih dahulu.

Tentukan urutan kegiatan dan gambarkan dalam bentuk jaringan. Beberapa kegiatan akan dapat dimulai dengan sangat tergantung pada penyelesaian kegiatan lain. Relasi antar kegiatan ini harus diidentifikasi dan digambarkan secara berurutan dalam bentuk titik dan busur.

Susun perkiraan waktu penyelesaian untuk masing-masing kegiatan. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap kegiatan dapat diestimasi dengan menggunakan pengalaman masa lalu atau perkiraan dari para praktisi. CPM tidak memperhitungkan variasi waktu penyelesaian, sehingga hanya satu perkiraan yang akan digunakan untuk memperkirakan waktu setiap kegiatan.

Identifikasi jalur kritis (jalan terpanjang melalui jaringan). Jalur kritis adalah jalur yang memiliki durasi terpanjang yang melalui jaringan. Arti penting dari jalur kritis adalah bahwa jika kegiatan yang terletak pada jalur kritis tersebut tertunda, maka waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan otomatis juga akan tertunda. Pada jalur selain jalur kritis, akan ditemui waktu longgar/waktu toleransi (slack time) yaitu sejumlah waktu sebuah kegiatan dapat ditunda tanpa menunda penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Update Diagram CPM. Pada saat proyek berlangsung, waktu penyelesaian kegiatan dapat diperbarui sesuai dengan diperolehnya informasi dan asumsi baru. Sebuah jalur kritis baru mungkin akan muncul, dan perubahan bentuk jaringan sangat mungkin harus dilakukan.

Keterbatasan CPM adalah digunakannya satu angka perkiraan waktu penyelesaian bagi setiap kegiatan. Jika memang dibutuhkan perencanaan proyek yang lebih kompleks, metode PERT dengan tiga varian waktu perkiraan akan dapat memberikan aternatif perkiraan waktu penyelesaian proyek yang lebih terbuka.

apa Itu WBS?

WBS adalah proses heirarkis yang membagi pekerjaan proyek menjadi elemen - elemen pekerjaan yang lebih kecil penggunaan WBS membantu meyakinkan manajer proek bahwa semua produk dan elemen pekerjaan yang telah diidentifikasikan dan WBS digunakan sebagai basis pengendalian

Perbedaan planning, estimating, dan scheduling :
 
* Planning : identifikasi kegiatan (tanpa menetapkan waktu awal dan waktu selesai)

* Estimating : menentukan ukuran dan durasi kegiatan

* Scheduling : menambahkan waktu awal dan waktu akhir kegiatan serta menentukan resource

Langkah-langkah project planning :

* Menentukan tujuan dan ruang lingkup proyek

* Memilih daur hidup perangkat lunak

* Menentukan organization dan team form -> kriteria yang diperlukan

* Memulai seleksi tim : berdasarkan knowledge dan expertise (pengalaman)

* Menentukan risiko : risiko kegagalan proyek, waktu, biaya, SDM

* Membuat Work Breakdown Structure (WBS) : task-task pada point 2 diperinci, kalau terlalu lama bisa dipecah antara 8-80 jam

* Identifikasi task

* Estimasi ukuran : lamanya proyek, banyaknya tim, banyaknya fungsional

* Estimasi effort : lamanya mengerjakan, biaya

* Identifikasi task dependecy : membuat Gantt Chart

* Assign resource : identifikasi staf-staf yang bertanggung jawab terhadap task

* Schedule work

Alasan pembuatan dan estimasi WBS : waktu (jadwal), pengelolaan, alat komunikasi.

Perbedaan activity dan task :

* Activity : kumpulan task

* Task : kerja terkecil yang tidak dapat dibagi lagi

Elemen-elemen proyek : fungsi, activity, task.

Macam-macam WBS :

* Contract WBS (CWBS) : high level tracking, 2 atau 3 level pertama untuk progress report (RFP / RFQ)

* Project WBS (PWBS) : lowest level tracking, dibuat untuk manajer
Tipe-tipe WBS :
* Process WBS : activity-oriented. Contoh : requirement, analysis, design, coding, testing, maintenance

* Product WBS : entity-oriented. Contoh : financial engine, interface, database

* Hybrid WBS : gabungan antara process WBS dan product WBS
Work package adalah istilah umum untuk task-task diskrit dengan hasil akhir yang sudah ditentukaaan.Jika terjadi kemunduran waktu, jadwal proyek boleh direvisi.
 

MANAJEMEN PROYEK DAN RESIKO

Kamis, 03 Oktober 2013
Berbicara mengenai manajemen proyek, hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya perkembangan yang cukup pesat dalam dunia industri dan teknologi informasi. Perkembangan yang cukup pesat ini menyebabkan pihak manajemen harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi serta mampu bersaing di pasar. Kemampuan pihak manajemen untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan adanya keterbatasan terhadap waktu, biaya dan ruang lingkup pekerjaan harus didukung oleh pemahaman mengenai manajemen proyek yang baik.

Menurut para ahli, manajemen itu sendiri berkaitan erat dengan style, seni dan proses yang hidup dan dinamis dalam lingkup organisasi dalam upayanya untuk mencapai tujuan serta bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Luther Gulick memberikan definisi manajemen sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerja sama ini lebih baik bermanfaat bagi manusia (Handoko, 1999:9).

Sedangkan menurut Stoner manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota-anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya organisasi agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Ibid, 8).

Sedangkan menurut pendapat Mary Parker Fallet, manajemen sebagai seni (art) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan melalui orang lain (Ibid, 12).

Fungsi Manajemen

Newman mengemukakan bahwa fungsi manajemen adalah sebagai berikut (Ibid, 11):

Perencanaan (Planning)
Pengorganisasian (Organizing)
Pengumpulan sumber (Asembling Resources)
Pengendalian kerja (Supervising)
Pengawasan (Controlling)

Namun yang lebih dikenal dan biasa digunakan oleh organisasi adalah fungsi manajemen yang dikemukakan oleh George Tery, fungsi manajemen terdiri atas (Ibid, 20):

Perencanaan (Planning)
Pengorganisasian (Organization)
Penggerakan pelaksanaan (Actuating)
Pengawasan (Controlling)

Dari pendapat mengenai fungsi manajemen di atas, secara keseluruhan menempatkan perencanaan (Planning) pada urutan paling atas, dengan demikian para ahli menempatkan perencanaan hal paling penting dalam fungsi manajemen.

Tingkatan Manajemen

Setiap manajer pada tingkat yang berbeda berurusan dengan hal-hal yang berbeda pula. Salah satu cara mengambarkan perbedaan itu adalah dengan mengelompokkan para manajer sebagai berikut:

Kelompok Eksekutif; para eksekutif menangani hubungan perusahaan dengan lingkungan luarnya. Mereka menangani persoalan-persoalan yang berkaitan dengan posisi perusahaan, kebutuhan pelanggan, dan masyarakat.

Manajer Menengah; memusatkan perhatian pada perencanaan dan menjaga pengoperasian sistem dan prosedur di dalam perusahaan. Tugas mereka adalah memastikan bahwa perusahaan beroperasi secara efektif dan efisien. Setiap unit bekerja secara sinkron untuk mencapai tujuan perusahaan.

Manajer Supervisi; para supervisor berurusan dengan pelaksanaan pekerjaan secara langsung dengan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas melalui pengarahan dan balikan (feedback) yang efektif dan efisien.

Karena setiap manajemen memiliki fungsi dan titik berat masing-masing, ada kemungkinan terjadinya konflik. Misalnya, Manajer Menengah mungkin sekali mendesain suatu sistem atau prosedur baru yang berhasil baik bagi hampir semua karyawan. Contoh lain, para eksekutif mungkin memiliki rencana pemasaran jangka panjang yang menyebabkan para Manajer Menengah harus mengubah sistem operasi. Hal ini dapat menimbulkan pekerjaan dan perhatian ekstra dari para Manajer Menengah. Adakalanya para Manajer Menengah atau supervisor merasa bahwa keputusan yang diambil para eksekutif tidak masuk akal. Dengan kata lain, perubahan yang terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi semua tingkat manajemen. Kemungkinan dapat terjadi konflik diantara tingkat manajemen. Namun, komunikasi yang terpelihara dengan baik diantara semua tingkat manajemen dalam suatu perusahaan akan dapat mencegah atau menanggulangi konflik yang terjadi.

Proses Manajemen.

-Perencanaan: Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

-Pengorganisasian: Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh,sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif,dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efesien guna pencapaian tujuan organisasi.

-Pengarahan: Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.

-Pengendalian: Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

Dalam Memanage, manajer mengelola 5 jenis sumber daya yaitu :

1. Manusia
2. Material
3. Mesin (termasuk fasilitas dan Energi)
4. Uang
5. Informasi (Data)

Proses Manajemen Resiko
Proses manajemen risiko dimulai dengan aktivitas identifikasi risiko, yaitu mengenal dan memahami seluruh risiko yang sudah ada maupun yang mungkin timbul dari suatu aktivitas.
Setelah identifikasi risiko, selanjutnya melakukan pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko.
Pengukuran risiko dimaksudkan ini dimaksudkan untuk mengukur dan menilai dua hal yang terkandung dalam risiko :

Tingkat besar kecilnya kemungkinan terealisirnya risiko tersebut menjadi kerugian yang harus diderita,dan
Tingkat besar kecilnya jumlah dan nilai kerugian, apabila ternyatanrisiko tersebut terealisir menjadi kerugian.
Pemantauan risiko dilakukan dengan evaluasi terhadap eksposur risiko, terutama yang bersifat material dan/atau yang berdampak.

Hasil evaluasi terhadap eksposur risiko dilaporkan secara tepat waktu, akurat dan informatif yang selanjutnya digunakan oleh pihak pengambilan keputusan, termasuk tindak lanjut yang diperlukan yaitu berupa pengendalian risiko antara lain dengan cara penambahan modal, lindung nilai, dan teknik mitigasi risiko lainnya.
Organisasi fungsional dibangun agar dapat :

Mengimplementasikan manajemen risiko secara efektif,
Mengembangkan budaya risiko,
Menetapkan kebijakan terhadap seluruh aktivitas pengambilan risiko secara jelas, khususnya mengenai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk seluruh lapisan organisasi yang terkait dengan manajemen risiko.
Metode Manajemen beserta Risiko

Metode manajemen risiko digunakan setelah pembukaan posisi. Risiko utama dari metode manajemen adalah penyerahan order yang menahan kerugian.
Stop-loss (secara literal artinya menghentikan kerugian) adalah suatu titik dimana seorang trader keluar dari pasar untuk menghindari situasi yang membawa bencana. Anda harus menentukan stop-loss ketika membuka posisi agar terhindar dari kerugian.
Ada beberapa stop-signal (tanda berhenti):
Stop signal awal adalah menentukan jumlah setoran atau suku bunga dimana trader siap kehilangan. Ketika harga bergerak menuju titik ini dan mencapainya, maka posisi level tetap trader mendekati, dan bukan melebihi kerugian yang telah ditetapkan sebelumnya oleh trader.
Trailing stop signal adalah ketika harga bergerak menuju suatu posisi, dan stop signal ditentukan sesudahnya, sesuai dengan pilihan trader. Jika arahnya berubah, dan harga mencapai sinyal tersebut, trader keluar dari pasar dan berpotensi meraup keuntungan (tergantung pada harga ketika pergerakan dimulai).
Profit dismantling adalah ketika keuntungan murni telah diperoleh, dan posisinya telah ditutup.

Stop signals at times adalah ketika pada suatu waktu pasar tidak mampu mendapatkan keuntungan yang diharapkan, maka posisinya ditutup

Pada definisi di atas, manajemen proyek dititikberatkan pada usaha memanfaatkan orang lain dalam pencapaian tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka orang-orang didalam organisasi harus jelas wewenang, tanggung-jawab dan tugas pekerjaannya.

Sedangkan pengertian manajemen yang dikemukakan oleh Makharita bahwa : Management is the utilization of available or potentials resources in achieving a given ends (Manajemen adalah pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia atau yang berpotensial di dalam pencapaian tujuan (Handayaningrat, 1993:10).

Definisi manajemen proyek tersebut lebih menitikberatkan pada usaha menggunakan/memanfaatkan sumber yang tersedia atau yang berpotensi dalam pencapaian tujuan. Adapun sumber-sumber tersebut adalah orang, uang, material, peralatan (mesin), metode, waktu dan prasarana lainnya.

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

Minggu, 28 April 2013

Pandangan hidup adalah asil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk_yang disebut pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.




Sumber-sumber pandangan hidup :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan yang mutlak kebenerannya.
2. Pandangan hiduo yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya ,pandangan hidup yang berasal dari agama/hidup muslim .

PANDANGAN HIDUP MUSLIM
Rumusan tujuan hidup yang didasari oleh ajaran agama menempati posisi sentral, yakni orang yang hormat dan tunduk kepada nilai-nilai agama yang diyakininya, melalui figure Ulama Kharismatik, atau menurut kitab suci. Menurut ajaran Islam, tujuan hidup manusia ialah untuk menggapai ridha Allah, ibtigha mardhatillah. Firman Allah .

IDEOLOGI
Sekumpulam ide,gagasan,keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Pedoman yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita,nilai dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi
2 hak ideology :
1. ideology hukum
2. ideology politik

CITA-CITA
Sutu impian dan harapan seorang akan masa depannya bagi sebagian orang cita-cita itu adalah tujuan hidupnya maka cita-cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju kedepan .

KEBIJAKAN
Suatu upaya atau tindakan untuk mempengaruhi system pencapaian tujuan yang diinginkaan upaya dan tindakan dimaksud bersifat strategis yaitu berjangka panjang dan menyeluruh .

USAHA/PERJUANGAN
Usaha atau upaya atau tindakan yang dilakukan untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan yang dituju .
3 aliran filsafat :
a. Aliran naturalisme
b. Aliran Intelektual dan
c. Aliran gabungan

KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN : merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan mereka sendiri serta memiliki pengharapan yang realistis bahkan ketika harapan mereka tidak berwujud mereka tetap berpikiran positif dan dapat menerimanya

LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP DENGAN BAIK :
• Mengerti
• Mengenal
• Menghayati
• Meyakini
• Mengabdi
• Dan Mengamankan

Contoh Kasus :
Seperti yang ada di negara kita sekarang ini, semakin maraknya kasus terorisme. Masalah ini terjadi akibat kurang tepatnya pandangan suatu orang terhadap masalah kehidupan sehari – hari. Mereka manafsirkan atau mengartikan suatu ajaran secara sepotong – sepotong dan hanya berdasarkan pada satu atau dua sumber saja tidak melihat keadaan sekitar yang diperkirakan secara logika sehingga mendapatkan penjelasan yang kurang tepat.

Mereka berpandangan bahwa semua orang yang menentang atau memusuhi keyakinannya adalah musuh buat mereka dan itu harus dimusnahkan dari muka bumi ini untuk tersciptanya kehidupan yang aman dan sejahtera. Padahal kalau kita perhatikan sebenarnya pandangan mereka terhadap masalah tersebut adalah kurang tepat, bukan sewajarnya orang yang keliru itu disadarkan untuk kembali ke jalan yang lurus bukan malah ditiadakan atau dimusnahkan.

Tetapi pandangan seperti itu seperti sudah mendarah daging pada diri mereka dan orang – orang pengikutnya. Bahkan mereka menganggap kalau melakukan hal tersebut akan mendapat suatu pahala yang besar dan kalaupun mereka maninggal dalam menjalankan aksi mereka tersebut dianggap sebagai mati syahid. Padahal kalau diamati justru perbuatan yang mereka lakukan itu sangat merugikan orang lain, seperti menghilangkan nyawa orang lain pasti keluarga yang ditinggalkan itu akan menyimpan duka yang sangat mendalam dan bahkan sulit untuk dihilangkan. Banyak anak kecil yang kehilangan orang tuanya, para orang tua kehilangan lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya.

Mereka juga tidak segan segan untuk menyebarkan ajarannya tersebut kepada orang – orang yang ada disekitarnya sehingga pengikut semakin banyak. Dan hal tersebut tidak akan berhenti sebelum apa yang mereka inginkan tercapai.

MANUSIA DAN KEADILAN


Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa
“Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran”. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: “Kita tidak hidup di dunia yang adil”. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. Keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.

Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.


Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.

- Macam-macam Keadilan

Keadilan Legal atau keadilan moral

Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.


Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama.


Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat.


Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.
Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar. Orang bodoh yang jujur lebih baik daripada orang pandai yang lancung.


Kecurangan
Curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbn kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat diselilingnya hidup menderita.


Pemulihan nama baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hti-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.

Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin, dan lain sebagainya.


Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah lau yang serupa, tingkah laku yang seimbang.

Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan dan bagi yang mengingkari perintah Tuhanpun diberikan pembalasan yang diberikanpun pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka.

Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan kecurangan antara lain:
1.   Faktor ekonomi.
Setiap berhak hidup layah dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai mahluk lemah, tempat salah dan dosa, sangat rentan sekali dengan hal – hal pintas dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Menghalalkan segala cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.
2.   Faktor Peradaban dan Kebudayaan
Sangat mempengaruhi dari sikapdan mentalitas individu yang terdapat didalamnya “system kebudayaan” meski terkadang halini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hamper pada setiapindividu didalamnya sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.
3.   Teknis
Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat bersikapadil,kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan orang lain. Dengan kata lian kita sebagai bangsa timur yang sangat sopan dan santun.
4.   dan lain sebagainya.
Keadilan dan kecurangaan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam waktu bersamaan karena kedua sangat bertolak belakang dan berseberangan.
Dalam hidup dan kehidupan, setiap manusia dalam melakukan aktifitasnya pasti pernah menemukan perlakuan yang tidak adil atau bahkan sebaliknya, melakukan hal yang tidak adil. Dimana pada setiap diri manusia pasti terdapat dorongan atau keinginan untuk berbuat kebaikan “jujur”. Tetapi terkadang untuk melakukan kejujuran sangatlah tidak mudah dan selalui dibenturkan oleh permasalahan-permasalahan dan kendala yang dihadapinya yang kesemuanya disebabkan oleh berbagai sebab, seperti keadaan atau situasi, permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral.
Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat membuahkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi. Karena ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Nah… cara itulah yang dapat menimbulkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apabun hingga bahkan membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan.
Keadilan adalah pengakuan atas perbuatan yang seimbang, pengakuan secara kata dan sikap antara hak dan kewajiban. Setiap dari kita “manusia” memiliki itu “hak dan kewajiban”, dimana hak yang dituntut haruslah seimbang dengan kewajiban yang telah dilakukan sehingga terjalin harmonisasi dalam perwujudan keadilan itu sendiri.

Keadilan pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan mutlak bagi setiap manusia dibumi ini dan tidak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan. Menurut Aristoteles, keadilan akan dapat terwujud jika hal – hal yang sama diperlakukan secara sama dan sebaliknya, hal – hal yang tidak semestinya diperlakukan tidak semestinya pula. Dimana keadilan memiliki cirri antara lain ; tidak memihak, seimbang dan melihat segalanya sesuai dengan proporsinya baik secara hak dan kewajiban dan sebanding dengan moralitas. Arti moralitas disini adalah sama antara perbuatan yang dilakukan dan ganjaran yang diterimanya. Dengan kata lain keadilan itu sendiri dapat bersifat hokum. Keadilan itu sendiri memiliki sifat yang bersebrangan dengan dusta atau kecurangan. Dimana kecurangan sangat identik dengan perbuatan yang tidak baik dan tidak jujur. Atau dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan. Kecurangan pada dasarnya merupakan penyakit hati yang dapat menjadikan orang tersebut menjadi serakah, tamak, rakus, iri hati, matrealistis serta sulit untuk membedakan antara hitam dan putih lagi dan mengkesampingkan nurani dan sisi moralitas.


Menurut saya, keadilan hadir karena adanya kecurangan. Dan kecurangan ada karena adanya keadilan. Sungguh Maha Besar Allah, Ia menciptakan semuanya seimbang. Karena jika ada kebaikan tidak ada kejahatan dan sebaliknya, dunia ini tidak seimbang. Keadilan mutlak ada pada diri setiap orang. Namun, tergantung orang tersebut mau menerapkannya atau tidak. Kecurangan merupakan hal yang biasa dilakukan di negara Indonesia ini. Sebagai contoh para koruptor merajalela. Ini merupakan penyakit, penyakit hati, penyakit ketidak jujuran, dan penyakit syeitan. Para koruptor mrmperkaya diri sendiri dengan cara ”curang” sehingga menerlantarkan rakyat miskin. Negarapun berantakan karena para koruptor yang hati nuraninya sudah di tutupi oleh syeitan. Inilah dampak kecurangan dan ketidak adilan. Contoh kecilnya yaitu para koruptor tersebut.

Lalu jujur, jujur juga terkait dengan adil. Orang yang jujur sebagian besar adil, karena menepatkan sesuatut pada tempatnya. Dan orang tidak jujur sebagian besar ialah tidak adil, karena menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya. Seperti contoh tadi, para koruptor yang tidak jujur sangatlah tidak adil kepada rakyatnya. Namun saya percaya, mereka (para koruptor) tidak akan hidup tenang dan tentram apalagi kedamaian. Hidup mereka dan keluarga mereka pasti tidak akan bahagia. Mereka kaya di dunia, nantinya yg akan paling miskin di neraka. Mereka lupa akan Kebesaran Allah. Dan mereka akan merasakannya nanti.

MANUSIA DAN PENDERITAAN

 
 
A. Pengertian Penderitaan
Penderitaan dan kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain. penderitaan adalah sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor internal dan faktor eksternal.

B. Siksaan

Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang nerakadan dosa dan akhirnya firman Tuhan dalam kitab suci Al – Quran. Seperti kita maklumi di dalam kitab suci Al – Quran terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakannya tentang siksaan ini.
Dalam Al – Quran surat – surat lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang – orang musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Namun siksaan yang dialami manusia setelah didunia fana ini tidak akan dibicarakan oleh penulis dalam modul ini, karena itu tugas para ahli agama.
Berbicara tentang siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan bahkan mungkin mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan badan oleh orang lain dan sebagainya.
Siksaan manusia ini ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung ataupun tidak langsung.

C. Kekalutan Mental

Penderitaan batin dalam ilmu Psikologi dikenal sebagai kekalutan mental (mental disorder). Menurut Dra. Kartini Kartono dalam bukunya Psikologi Abnormal & Pathologi Seks, dirumuskan bahwa yang disebut kekalutan mental adalah sebagai berikut:
Bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental, atau kesehatan mental yang disebabkan oleh gangguan kegagalan bereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan/mental.

Merupakan totalitas kesatuan ekspresi proses kejiwaan/mental yang patologis terhadap stimuli sosial, dikombinasikan dengan faktor-faktor kausatif sekunder lainnya (Patologi = Ilmu penyakit). Secara sederhana, kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persolan yang harus diatasi, sehingga yang bersangkutan bertingahlaku secara kurang wajar. Misalnya, seseorang yang tidak mampu menjawab sebuah pertanyaan ujian, menggigit-gigit pensil.

Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
Jasmani sering merasakan pusing-pusing, sesak napas, demam dan nyeri pada lambung. Jiwanya sering menunjukkan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, dan mudah marah.

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah sebagai berikut :
Gangguan kejiwaan akan nampaak dalam gejala-gejala kehidupan penderita, baik pada jasmani maupun rohaninya. Usaha mempertahankan diri dilakukan dengan cara negatif (escape mechanism), yaitu mundur atau lari (menghindarkan diri), sehingga cara bertahan dirinya tentu salah. Hal ini akan berbeda apabila terjadi pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan, yang apabila menghadapi pesoalan justru akan segera memecahkan persoalan sehingga tidak menekan perasannya. Jadi, bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan (problem solving). Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown), dan yang bersangkutan mengalami disorder (tidak semestinya atau gangguan).

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental dapat disebutkan sebagai berikut :
Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, yang berangsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya. Hal ini banyak terjadi pada orang-orang melankolis.
Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya orang dari pedesaaan yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa lalunya yang jaya.
Cara pematangan bathin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai overkompensasi dan tampak emosional. Sebaliknya ada yang underacting sebagai rasa rendah diri yang lari ke alam fantasi.

Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh sesorang dapat mendorongnya ke arah berikut ini:

-Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang akan dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup. Misalnya, melakukan shalat Tahajud bagi umat Islam waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, atau melakuka kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan (Dalam pepatah dikatakan; Hendaknya jatuh tupai janganlah sampai jatuh tapai!).

-Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustrasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk frustrasi yang dialami orang dewasa antara lain sebagai berikut :
  1.  Agresi, serangan berupa kemarahan yang meluap akibat emosi yang tidak terkendalikan. Secara fisik berakibat mudah terjadinya hipertensi (tekanan darah tinggi), atau melakukan tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
  2. Regresi, kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung dan merusak barang-barang.
  3.  Fiksasi, peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri dan membentur-benturkan kepala pada benda keras.
  4. Proyeksi, usaha mendapatkan, melemparkan atau memproyeksikan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain. Kata pepatah : awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkat.
  5. Indentifikasi, menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imajinasi, misalnya dalam kecantikan, yang bersangkutan menyamakan dirinya dengan bintang film, atau dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
  6. Narsisme, self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari pada orang lain.
  7. Autisme, gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak ingin berkomunikasi dengan orang luar, dan merasa tidak puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus pada sifat yang sinting.
Oleh karena itu, penderita kekalutan mental lebih banyak terdapat dalam lingkungan :
Kota-kota besar banyak memberikan tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi keperluan hidupnya. Akibatnya, sebagian orang tidak mau tahu penderitaan orang lain, timbullah egoisme yang merupakan salah satu ciri masyarakat kota.
Anak-anak usia muda tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbanganya kemampuan dengan tujuannya, dan karena belum berpengalaman. Orang-orang usia tua pun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya, akibat norma lama yang dipegangnya secara teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
Wanita umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah dan memendamnya di dalam hati (introver). Namun, sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, sementara mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah. Hal ini mengakibatkan mereka banyak memendam masalah dalam hati, sehingga tidaklah mengherankan kalau kaum wanita  banyak yang menjadi penderita psikosomatik (penyakit akibat gangguan kejiwaan) dari pada kaum pria.
Orang-orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi sehingga sikap pasrah pada umumnya tidak dikenalnya. Dalam keadaan yang sulit, orang seperti ini mudah sekali megalami penderitaan, diperkirakan bahwa jumlah penderita golongan ini mencapai 40 %.
Orang yang terlalu mengejar materi, seperti pedagang dan pengusaha, selalu memiliki sifat ‘gigiah’ dalam memperoleh tujuan kegiatanya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin. Mereka adalah kaum materialis dan biasanya mengabaikan masalah spiritual yang justru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.

Cara-cara untuk menghindarkan diri dari frustrasi antara lain adalah sebagai berikut :
Seseorang harus memelihara kesehatan jiwa (mental health) yang memiliki ciri-ciri seperti memelihara tujuan hidup, bergairah namun tetap serta harmonis, ada keseimbangan antara kemampuan dan tujuan, memiliki integrasi dan regularisasi tehadap struktur kepribadian, dan efisien dalam tindakan-tindakannya.
Melatih berpikir dan berbuat wajar tanpa menggunakan defence mechanism atau escape mechanism yang negatif. Artinya hanya bersifat pertahanan mundur yang pada suatu saat akan mengakibatkan seseorang terpojok sendiri. Untuk menghindari hal tersebut, salah satu cara yang baik adalah dengan melakukan positive thinking, yaitu suatu cara untuk memecahkan persoalan dengan berpikir jauh ke depan (futuristis).
Berani mengatasi kesulitan sebagai respons terhadap challenge (tantangan) yang dihadapi agar dirinya survive dalam kehidupan. Keberhasilan seseorang dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi akan membuat dirinya menjadi puas.
Berkomunikasi dengan orang lain, terutama dengan para ahli (Psikiater). Lebih dari itu adalah menghilangkan himpitan perasaan untuk memperoleh petunjuk dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi, selain dengan para ahli, cara mengatasi persoalan juga dapat dilakukan dengan berkomunikasi dengan kawan akrab. Kawan akrab dapat diajak bertukar pikiran, sehingga bisa membantu dalam meringankan suatu masalah, misalnya frustrasi. Dalam banyak hal, kawan akrab selalu menampung segala rasa, terutama rasa yang tidak menyenangkan, misalnya penderitaan. Bahkan, pada saat yang diperlukan dapat juga memberikan nasihat yang dibutuhkan.

MANUSIA DAN KEINDAHAN

Sabtu, 27 April 2013


Keindahan

Banyak definisi tentang keindahan, tapi secara garis besar keindahan adalah hal atau perasaan yang membuat kita tenang, nyaman, dan memberikan rasa kebahagiaan. Keindahan itu relatif, abstrak, dan tidak dapat diukur oleh suatu bentuk ukuran (alat ukur). Setiap orang pun mempunyai penilaian yang berbeda tentang apa itu keindahan. Entah itu didapat dari penglihatan atau pendengaran. Sesuatu dapat dikatakan indah apabila telah memenuhi suatu kriteria yang di buat oleh setiap masing-masing individu, baik itu mengenai bentuk, warna, dan hasil keseluruhan yang didapat dari pemikiran seseorang.
Niali keindahan diukur dari fikiran manusia, semakin sulit hal itu didapat, maka penilaian keindahan terhadap barang atau hal tersebut semakin tinggi nilainya. Walaupun semuanya mempunyai bentuk yang indah sesuai yang kita bayangkan.
Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka semakin tinggi juga standar yang tercipta untuk suatu keindahan. Sehingga penilaian tentang suatu keindahan juga mempunyai perkembangan dan kemajuan.
Banyak contoh yang dapat diambil untuk menunjukkan suatu keindahan. Misalnya, apabila kita nilai dari segi peglihatan, kita dapat saja memperhatikan betapa indahnya ciptaan tuhan yang telah menciptakan alam semesta ini.  Misalnya saja kita dapat menikmati suatu indahnya pemandangan pulau berbuit-bukit, banyak halnya seperti kumpulan bunga, sayap indah kupu-kupu atau bahkan juga manusia. Atau dapat juga dilihat dari segi cipta daya manusia seperti goresan cat yang memadu membentuk sebuah lukisan, bait-bait puisi, atau rangkaian sinopsis cerita yang dapat membuat kita terpengaruh atau bahkan kita seolah-olah menyatu dengan hasil karya tersebut.

Lalu, apa yang dapat kalian simpulkan dari kumpulan contoh diatas? Jadi keindahan adalah suatu hal yang dapat dikatakan elok, bagus, rupawan, cantik, rapi dan apapun itu yang dapat membuat kita terpana, menyita perhatian kita terhadap objek benda yang kita anggap sebagai suatu keindahan. Atau keindahan dapat juga diartikan sebagai bentuk atau hasil dari seni yang telah diciptakan dan penilaiannya tidak dapat dikatakan secara pasti.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu ber­asal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.

Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:

1. Keindahan dalam arti luas.

Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan. Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
· keindahan seni
· keindahan alam
· keindahan moral
· keindahan intelektual.
2. Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.

b. Nilai estetik

Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut :
‘”The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality of any object which causes it be of interest to an individual or a group” (Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.

Nilai itu ada yang membedakan antara nilai sub yektif dan obyektif,Tetapi penggolongan yang penting ialah:

- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (“instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya uisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik

- Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .

B. Pengelompokan-pengelompokan pengerian keindahan

dilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini :

1. Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy);

2. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).

3. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belurn indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).

4. Keindahan dapat terlepas sarna sekali dari kebaikan (Winehelmann).

5. Yang indah adalah yang rnemiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harrnonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury). .

6. Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).

7. Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis).

Dengan melihat demikian beragamanya pengertian keindahan, dan kita harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan rnengeeewakan kita yang menuntut adanya satu pengertian yang tunggal tapi yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri, Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :

1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek, Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita sebagaimana mestinya. Sedang yang kedua; yang disebut keindahan subyektif; adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang melihat dan menghayatinya. Di sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (subyek) tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan·kebutuhan pribadi si penghayat.

2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan sebagai sebuah bcnda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya istilah beauty untuk keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal·hal tertentu yang memang indah.

3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
Dari apa yang dikemukakan di atas, ada hal bisa kita petik, yaitu: Pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna yang relatif, yaitu sangat tergantung kepada subyeknya.
Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan semata-mata, tetapi sekaligus kenikmatan spiritual. Itulah sebabnya Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual, moral dan agama sebagai unsur-unsur keindahan, di samping sudah . barang. tentu unsur-unsur yang lain.

C. Alasan Manusia Mencipta Keindahan
Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya wajar, tidak herlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih cantik dari keadaan yang sebenarnya, justru tidak indah. Karena akan ada ucapan “lebih cantik dari warna aslinya”. Bila ada pemain drama yang berlebihlebihan, misalnya marah dengan meluap-Iuap padahal kesalahan kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian menangis meraung-raung, itu berarti tidak alamiah.
Maka keindahan berasal dari kata indah berarti bagus, permai, cantik, molek dan sebagainya. Benda yang mengandung keindahan ialah segala hasil seni dan alam semesta ciptaan Tuhan. Sangat luas kawasan keindahan bagi manusia. Karena itu kapan, di mana, dan siapa saja dapat menikmati keindahan.

Renungan
Jika ditanya, apa itu renungan? Maka terbesit dalam fikiran saya bahwa renungan itu berhubungan dengan pemikiran. Entah itu berupa penyesalan, atau pemikiran tentang masa depan yang akan terjadi, tentang bagaimana kita bersikap dan bertingkah laku agar sebaik-baiknya sesuatu hal dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan yang kita harapkan.
Tentunya dikehidupan nyata, banyak orang yang melakukan perenungan dalam hidupnya. Dan dengan adanya renungan, akan banyak reaksi yang ditimbulkan yang terjadi dalam bidang kehidupan. Maksudnya, renungan  dapat memberikan dampak negatif ataupun positif. Dari segi negatif misalnya, orang-orang yang melenceng ( orang yang dianggap melakukan sesuatu yang tidak dibenarkan dan perbuatan yang tidak diterima oleh umum) biasanya hal atau sesuatu yang direnungkannya adalah pemikiran tentang apa yang akan menjadi keuntungan bagi dirinya apapun caranya, meskipun cara itu tidak dihalalkan oleh hukum.
Contonya saja seorang pencuri, dalam renungannya ia berfikir tentang bagaimana caranya ia mendapatkan barang curiannya dengan menggunakan cara atau tak-tik yang tidak lagi terfikir oleh orang lain secara diam-diam, bagaimana cara untuk mengelabuhi, dan bagaimana cara ia bertindak dalam tugasnya.
Disisi lain, banyak manfaat yang didapat dari sebuah renungan, apabila kita dapat mencermatinya dengan baik. Golongan manusia dalam segi ini, lebih banyak merenung agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi. Mereka mereka menggunakan akal fikirannya untuk merubah sikap mereka yang dianggap merugikan dan berdampak buruk bagi dirinya dan lingkungannya. Sehingga mereka merenung untuk mendapatkan sebuah jawaban dalam benak dirinya.
Dalam contoh disini, kita dapat mengambil contoh dari seorang imam. Perenunngan-perenungan yang ia lakukan pastinya untuk berpacu agar amal ibadahnya setiap harinya selalu bertambah dari kehidupan dihari kemarin. Sehingga dengan renungan itu ia dapa berusaha meningkatkan kegiatan dibidang rohani, memperbanyak puasa, salat sunah, membaca al-qur’an,, bahkan bertasbih. Semua itu mereka lakukan untuk men dapatkan manfaat bagi dirinya dikehidupan kelak. Yaiutu dnengan mendekatkan dirinya kepada sang Maha-Kuasa.
Secara garis besar, renungan berarti cara kita berfikir dengan baik, fokus, dan terpaku pada pemikiran yang ada di benak kita masing-masing, tentang perbuatan manusia dan dalam kehidupannya.
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori.

Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan. Teori metafisik dan teori psikologik.

 Teori Pengungkapan
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori ini terutarna bertalian dengan apa yang dialarni oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf ltalia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalarn bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa “art is expression of impressions” (Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah sarna dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperole hmelalui penghayatan tentang hal-hal individuil yang menghasilkan garnbaran angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud pelbagai garnbaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalarn dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalarn garnbaran angan-angan.
Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalarninya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak,garis, warna, suardan bentuk yang diungkapkan dalarn kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sarna.

Teori Metafisik
Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dati Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). lni sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakancerminansemu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis (tiruan) dad realita duniawi Sebagai contoh Plato mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi, asli dan indah sempuma ciptaan Tuhan. Kemudian dalarn dunia ini tukang kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an itu. Dan akhimya seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalarn sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan adalah suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dati negara Republik yang ideal menurut Plato.
Dalarn jarnan modem suatu teori seni lainnya yang juga bercorak metafisis dikemukakan oleh filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860). Menurut beliau seni adalah suatu bentuk dari pemaharnan terhadap realita. Dan realita yang sejati adalah suatu keinginan (will) yang sementara. Dunia obyektif sebagai ide hanyalah wujud luar dari keinginan itu. Selanjutnya ide-ide itu mempunyai perwujudan sebagai benda-benda khusus. Pengetahuan sehari-hari adalah pengetahuan praktis yang berhubungan dengan benda-benda itu. Tapi ada pengetahuarr yang lebih tinggi kedudukannya, yakni yang diperoleh bilamana pikiran diarahkan kepada ide-ide dan merenungkannya demi ide-ide itu sendiri. Dengan melalui perenungan semacam ini lahirlah karya seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda di sekelilingnya dan sampai pada maknanya yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya.

Teori Psikologis
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.

Keserasian
Keserasian artinya cocok, selaras, seimbang, tidak berat sebelah, tidak lebih atau kurang. Serasi dapat dinilai dari segi esetik. Keserasian itu identik dengan pasangan, tidak mungkin suatu hal ituu dapat dikatakan serasi apabila barang atau hal tersebut hanya sendiri, tidak mempunyai pembanding atau ukuran yang tepat terhadap penilaian suatu benda. Biasanya ukuran itu dapat terlihat dari segi persamaan-persamaan yang tersirat didalamnya.
Contoh dari keserasian itu banyak macamnya, apabila kita ambil dari segi kehidupan, maka kita dapat melihat dari seberapa besar keserasian antara hak dan kewajiban kita sebagai seorang manusia.
Atau hasil keserasian dari karya seni, misalnya saja keserasian antara harmoni nada dengan suara atau vokal manusia yang dipadukan menjadi suatu bentuk keindahan. Karena itu, keserasian merupakan suatu bentuk atau rupa dari keindahan.
Kehidupan serasi, selaras, dan seimbang akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila antara kita bersikap dan berprilaku sesuai dengan kodrat, harkat, dan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Keserasian merupakan kondisi yang menggambarkan terpadunya unsur-unsur yang terlibat dalam kehidupan bersama. Seperti kita ketahui, alam semesta terdiri atas makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Keserasian merupakan gambaran suasana yang tertib, teratur, aman, damai, dan tentram lahir batin. Baik dalam kehidupan secara individu, keluarga, masyarakat, maupun berbangsa dan bernegara. Keserasian terwujud apabila masing-masing individu dan lembaga-lembaga masyarakat menyadari serta melaksanakan tugas, fungsi, hak, dan kewajibannya dengan penuh tanggung jawab. Baik serasi dalam beragama, berkebudayaan dan sebagainya
Keseimbangan antara hak dan kewajiban wajib kita jaga terutama di bidang hukum agar tercipta ketertiban dan keamanan dalam kehidupan. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 27 UUD 1945 bahwa segala warga Negara berkedudukan sama dalam hukum dan pemerintahan. Dengan demikian, membina keserasian dalam hidup hendaknya kita artikan dengan tidak mengabaikan hukum, serta menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban dengan jalan mematuhi segala ketentuan yang berlaku.

1.       Tuntunan tingkah laku dalam melaksanakan keseimbangan antara hak dan kewajiban, berdasarkan :

a.       Norma Agama
b.      Norma Hukum
c.       Norma Adat
d.      Norma Kesusilaan dan Kesopanan

2.       Hak asasi manusia terdiri atas :

a.       Hak asasi pribadi
b.      Hak asasi ekonomi dan harta milik
c.       Hak asasi mendapatkan pengayoman dari pemerintahan
d.      Hak asasi politik
e.      Hak asasi social dan kebudayaan
f.        Hak asasi perlakuan tata cara peradilan

Budaya selaras, serasi, dan seimbang termuat nilai moral bahwa bangsa yang adil dan beradab, bangsa yang bersatu, bangsa yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa yang demokratis, dan bangsa yang berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

MANUSIA DAN CINTA KASIH

Sabtu, 30 Maret 2013

A. MAKNA CINTA DAN KASIH SAYANG


1. Makna Kasih Sayang
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwodarminto, kasih sayang diartikan dengan perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Ada berbagai macam bentuk kasih sayang, bentuk itu sesuai dengan kondisi penyayang dan yang disayangi. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka di dalam berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang ini sadar atau tidak dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai kejujuran, akan terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami atau istri atau anak-anaknya yang telah dewasa, melainkan bayi yang masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah atau ibunya.
Dapat disimpulkan bahwa :
Kasih sayang dialami oleh setiap manusia, karena kasih sayang merupakan bagian hidup manusia. Sejak lahir anak telah mengenal kasih sayang, meskipun ada pula kelahiran anak tidak diharapkan, namun hal itu termasuk perkecualian. Kelahiran anak yang tidak diharapkan, umumnya bukan lahir karena hasil kasih sayang.
Kasih sayang yang berlebihan cenderung merupakan pemanjaan. Pemanjaan anak berakibat kurang baik, karena umumnya anak yang dimanjakan menjadi anak yang sombong, pemboros, tidak saleh, dan tidak menghormati orang tua.


2. Kasih Sayang dalam Keluarga
Bila percintaan pria-wanita diakhiri dengan perkawinan maka di dalam kehidupan berumah tangga, keluarga ini akan menemukan kebahagiaan mereka. Cinta yang semula hanya terbatas antara sepasang muda-mudi, kini berkembang dengan kasih sayang terhadap si Buyung yang mungil.
Zaman sekarang ini banyak orang merasakan bahwa kebahagiaan itu adalah suatu keadaan abstrak yang sulit dicapai. Sebetulnya masih ada banyak jalan untuk menemukan kebahagiaan atau setidak-tidaknya untuk mengurangi pukulan badai kehidupan. Memang seringkali manusia tidak dapat lolos dari kesulitan sosial dan ekonomi. Namun dengan membangun kasih sayang yang erat dalam keluarga maka setidak-tidaknay kita mempunyai suatu tempat damai dan teduh, di tengah kemelutnya persoalan hidup.


3. Makna Kemesraan
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih yang telah mendalam. Filsuf Rusia, Salovjev dalam bukunya “MAKNA KASIH” menyatakan “jika seorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara serius, ia terlempar ke luar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain”.
Pernyataan ini dijabarkan secara indah oleh William Shakespeare dalam kisah “Romeo dan Juliet”. Bila di Indonesia kisah Rara Mendut Pranacitra.
Yose Ortega Y Gasset dalam novelnya “On Love” mengatakan, “di kedalam sanubarinya seseorang pencinta merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan objek cintanya. Persatuan bersifat kebersamaan yang mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya”.
Selanjutnya Yose mengatakan, bahwa si pencinta tidaklah akan kehilangan pribadinya dalam aliran energi cinta tersebut. Malahan pribadinya akan diperkaya, dan dibebaskan. Cinta yang demikian merupakan pintu bagi seseorang untuk mengenal dirinya sendiri.
Di bawah sorotan pandangan evolusi, cinta menjadi lebih agung lagi, karena ia merupakan daya pemersatu dalam alam semesta, dan kondisi utama yang memungkinkan hidup. Kemampuan mencintai ini memberi nilai pada hidup kita dan menjadikan ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam evolusi kita.
Dari uraian di atas terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu. Bila seseorang mengobral cinta, maka orang itu merusak nilai cinta, yang berarti menurunkan martabat dirinya sendiri.
Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Hubungan yang akrab dituangkan dalam bentuk seni misalnya seni pahat, seni patung, seni lukis, seni sastra dan sebagainya sesuai dengan bakatnya. Dalam seni tari berbagai daerah mengenal bentuk tari kemesraan seperti tari “Karonsih” dari Jawa Tengah, tari “Gatotkaca Gandrung” juga dari Jawa Tengah. Tari “Merak” dari Jawa Barat, dan lain-lain yang biasanya ditarikan dalam resepsi perkawinan.
Dapat disimpulkan bahwa :
Kemesraan adalah hubungan akrab antara pria-wanita atau suami-istri. Kemesraan merupakan bagian hidup manusia. Di dalam kehidupan manusia terdapat berbagai kasus kemesraan. Kemesraan dapat membangkitkan daya kreatifitas manusia untuk menciptakan atau menikmati seni budaya, seni sastra, seni musik, seni tari, seni lukis, dan sebagainya.
Dalam lukisan seni budaya itu mengandung nilai-nilai kehidupan moral pelakunya, kebobrokan sosial, ketidakadilan, dan sebagainya. Semua itu wajib dikaji para cendekia agar dirinya tidak terkukung dalam bidangnya.


4. Makna Pemujaan
Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hal ini, dikarenakan pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makan kehidupan yang sebenarnya. Penyebab hal itu terjadi karena Tuhan pencipta alam semesta. Seperti dalam Surat Al-Furqan ayat 59-60 yang menyatakan : “Dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa diantara keduanya dalam enam rangkaian massa, kemudian Dia bertahta di atas singgasana-Nya. Dia Maha Pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang perlu diketahui”. Selanjutnya ayat 60, “Bila dikatakan kepada mereka, Sujudlah kepada Tuhan Yang Maha Pengasih”.
Tuhan adalah pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala perintah-Nya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk menghilangkan ketakutan itu manusia memuja-Nya. Dalam surat Al-Mukminin ayat 98 dinyatakan : “Dan aku berlindung kepada-Mu. Ya Tuhanku, dari kehadiran-Nya di dekatku”. Dan dalam Injil surat Rum 1 : 2 berbunyi, “Muliakanlah Dia sebagai Allah atau mengucapkan syukur kepada-Nya”.
Karena itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup manusia, karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan penciptaan semesta untuk manusia.


a. Cara pemujaan
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Sembah yang di rumah, di masjid, di gereja, di pura, di candi bahkan di tempat-tempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan.
Di alam semesta ini tidak ada seorang pun yang membantah bahwa Tuhan itu pencipta segala-galanya. Bahwa Tuhan Maha Penguasa, Tuhan Maha Tahu, Tuhan Maha Menentukan, Tuhan Maha Bijak, Tuhan Maha Kasih dan masih banyak maha lagi sifat Tuhan, tidak ada yang menyangkal.
Dalam kehidupan sehari-hari orang menyatakan, “Tuhan telah menggariskan” dan lain-lain. Itu semua pertanda orang mengakui kebesaran Tuhan.
Oleh karena itu, pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal itu berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar dan lain-lain.


b. Tempat pemujaan
Masjid, Gereja, Candi, Pura dan lain-lain lagi adalah tempat manusia berkomunikasi dengan Tuhannya atau yang dianggap Tuhan. Di tempat-tempat itu dianggap Tuhan “berada”. Karena itu orang Islam menamakan masjid “rumah Allah”, maka wajarlah tempat-tempat itu dibuat sebagus mungkin, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dan karena tempat itu dianggap suci, maka tidaklah pantas dan tidak wajar bila tempat-tempat itu dipergunakan untuk segala keperluan, kecuali keperluan untuk membesarkan nama Tuhan.
Hal ini merupakan bukti akan kemaksimalan bangsa Indonesia pada waktu itu akan cintanya kepada “Tuhannya”. Banyak pemeluk agama yang berusaha membangun tempat pemujaan sebesar dan sebagus mungkin.


c. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan
Seperti dikemukakan di depan cinta menimbulkan daya kreatifitas antara lain ialah mencipta. Dalam seni pahat banyak kita jumpai arca-arca yang menggambarkan dewa-dewa atau sesuatu yang dipujanya. Sudah tentu tinggi rendahnya hasil seni itu bergantung kepada kemampuan penciptanya.
Seni tari pun ada pula yang bersifat mengagungkan nama Tuhan atau yang dianggap “tuhan”. Misalnya tari Sanghyang Dedari dan tari Sanghyang Jaran di Bali adalah tarian bersifat keagamaan. Tari itu hanya ditarikan pada upacara agama dan tidak boleh ditonton oleh para turis, penontonnya sangat terbatas. Lagi pula tarian itu ditarikan pada dini hari tidak sembarang waktu.
Dapat disimpulkan bahwa :
Pemujaan terhadap Tuhan pada hakikatnya merupakan manifestasi cinta kepada Tuhan. Cinta membangkitkan daya kreatifitas. Pengertian dasar kreatifitas adalah mencipta, menemukan, berkarya, mencari bentuk-bentuk yang dapat mewujudkan hubungan yang misterius. Dalam mencari bentuk-bentuk ini pemujaan dapat berupa : sembahyang sebagai media berkomunikasi, membangun tempat beribadah yang sebaik dan seindah mungkin, mencipta lagu, puisi, novel, film dan sebagainya.


5. Makna Belas Kasihan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada 3 macam cinta :
Pertama, cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan yang diterangkan pada kegiatan Belajar. Kedua, cinta philia ialah cinta kepada ayah ibu (orang tua) dan saudara. Dan ketiga cinta eros amor ialah cinta antara pria dan wanita. Beda antara cinta eros dan amor ini ialah cinta eros karena kodrati sebagai laki-laki dan perempuan, sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang sulit dinalar, misalnya gadis normal yang cantik mencintai dan mau dinikahi seorang pemuda yang kerdil.
Di samping itu masih ada cinta lagi yaitu cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesama. Cinta terhadap sesama merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta philia.
Cinta sesama ini diberikan istilah “belas kasihan” untuk membedakan antara cinta kepada orang tua, pria wanita, cinta kepada Tuhan. Masih ada cinta lagi yaitu cinta kepada bangsa dan tanah air, tetapi pada kegiatan belajar 4 ini hanya dibicarakan cinta kepada sesama.
Dalam esay “On Love” ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Itu berarti dalam rasa belas kasihan tidak mengandung unsur “pamrih”. Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar dari lubuk hati yang ikhlas. Kalau kita memberikan uang kepada pengemis agar mendapat pujian, itu berarti tidak ikhlas berarti ada tujuan tertentu. Hal seperti itu banyak terjadi dalam masyarakat.
Dalam, esay itu pula dijelaskan bahwa orang yang menaruh belas kasihan dan yang ditumpahi belas kasihan ada kebersamaan yang mendasar, maksudnya yang berbelas kasihan dapat merasakan penderitaan orang yang dibelaskasihi.

Cara-cara menumpahkan belas kasihan


Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan dan sebagainya.
Belas kasihan terhadap sesama pada hakikatnya adalah cinta kasih terhadap sesama, yang berarti melaksanakan ajaran agama. Bahwa kita wajib mencintai sesama berarti orang itu berbudi. Berbudi perbuatan yang dipuji oleh Allah SWT. (surat Al-Qalam : 4)
Cara orang menumpahkan rasa belas kasihan bermacam-macam sesuai dengan siapa yang dibelaskasihani dan bergantung kepada situasi dan kondisi.
Belas kasihan dapat menimbulkan daya kreatifitas yang berarti orang yang dapat berbuat, berkarya, mencipta, mencari, menemukan dan lain-lain. Dalam seni budaya belas kasihan dapat berupa bermacam-macam bentuk seni : seni suara, seni puisi, seni sastra (prosa) dan lain-lain.
Bentuk-bentuk seni budaya tersebut mengandung nilai-nilai hidup, norma serta moral, yang bila dikaji akan mempertinggi daya tangkap, persepsi serta penalaran dan wawasan kita.
Dapat disimpulkan bahwa :
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualitas pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal.
Pendapat lain mengatakan, bahwa pengalaman estetik sebagai suatu keselarasan dinamik dan perenungan yang menyenangkan. Dalam keselarasan itu seseorang memiliki perasaan seimbang dan tenang dan mempunyai citarasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat di tengah-tengah kesempurnannya yang menyenangkan hati dan ingin memperpanjangnya.

6. Cinta Kasih Erotis
Dalam cinta kasih persaudaraan merupakan cinta kasih antar orang yang sama dan sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang lemah yang tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, kedua-duanya mempunyai kesamaan bahwa pada hakikatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja.
Pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali dicampurbaurkan dengan pengalaman yang eksplosif berupa jatuh cinta, yaitu keruntuhan tiba-tiba tembok yang sampai waktu itu terdapat diantara dua orang yang asing satu sama lain. Tetapi, seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakikatnya hanyalah sementara saja. Bilamana orang asing tadi telah menjadi seorang yang diketahui secara intim, tak ada lagi rintangan yang harus diatasi, tidak ada lagi kemesraan tiba-tiba yang harus diperjuangkan. Pribadi yang dicintai telah dipahami orang seperti dirinya sendiri. Atau barangkali harus dikatakan “kurang” dipahami seperti dirinya sendiri. Apabila terdapat perasaan yang lebih mendalam terhadap pribadi yang lain apabila orang dapat mengalami ketakterhitungkan pribadinya sendiri, maka pribadi orang lain tidak pernah akan begitu biasa biasanya, dan kejadian mengatasi rintangan-rintangan dapat terjadi lagi berulang-ulang tiap hari. Tetapi, kebanyakan orang, pribadinya seperti juga pribadi orang yang mudah dipahami cukup lengkap. Untuk mereka intimitas atau kemesraan itu terutama diperoleh dengan cara hubungan seksual. Karena mereka mengalami keterpisahan orang lain terutama sebagai keterpisahan fisik, maka dengan mengadakan penyatuan fisik, orang telah mengatasi keterpisahan fisik, demikian anggapannya.
Di samping itu terdapat pula faktor-faktor lain yang untuk banyak orang mempunyai arti sebagai cara-cara mengatasi keterpisahan, seperti bercakap-cakap tentang kehidupan diri pribadi, tentang pengharapan-pengharapan dan kecemasan-kecemasannya, menampakkan diri dengan segi-segi keanehannya, mengadakan hubungan dan minat yang sama terhadap dunia sekitar, semuanya itu dilaksanakan untuk mengatasi keterpisahan. Bahkan dengan memperlihatkan kemarahannya, kebenciannya, dan memperlihatkan kekurangannya menahan diri, semuanya dianggap bahwa telah dicapai intimitas. Hal ini dapat menerangkan adanya daya tarik perversi (busuk). Yang kerap kali terdapat di antara sepasang pengantin yang rupa-rupanya hanya dapat berdekatan (intim) yang satu terhadap yang lain bila mereka berada di tempat tidur atau bila mereka saling melepaskan amarahnya terhadap satu sama lain. Tetapi, semua jenis intimitas semacam ini kian lama kian cenderung untuk berkurang. Akibatnya ialah bahwa orang mencari hubungan cinta kasih dengan orang lain, dengan seorang asing baru yang kemudian pada gilirannya diubah lagi menjadi dangkal sehingga berakhir dengan keinginan untuk menaklukkannya sekali lagi, untuk memperoleh cinta yang baru itu akan berbeda pula dengan yang sudah-sudah. Ilusi-ilusi ini sangat mudah diperoleh karena sifat keinginan seksual yang sangat mudah menipu diri orang.



B. MANUSIA DAN CINTA KASIH
1. Cinta Kasih
Cinta kasih merupakan paduan dua kata yang mengandung arti psikologis yang dalam, yang sulit didefinisikan dengan rangkaian kata-kata. Mungkin cinta baru dapat dimengerti atau dirasakan bagi orang yang sudah atau sedang dirundung cinta. Cinta kasih merupakan karunia Allah SWT. kepada umat-Nya, manusia makhluk yang paling sempurna dan sebagai khalifah-Nya di muka bumi tercinta ini. Allah menjadikan cinta kasih antara suami istri sebagai dari tanda-tanda kekuasaan-Nya dan bukti kekuasaan-Nya.
Firman-Nya :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah bahwa Ia menciptakan istri-istri bagimu dari kalanganmu sendiri supaya kamu dapat hidup tenang bersama mereka dan diadakan-Nya cinta kasih sayang antara kamu sungguh, dalam yang demikian itu ada tanda-tanda orang yang menggunakan pikiran.” (QS. Ar Rum : 21)


Maka, cinta kasih adalah tanda kehidupan spiritual dalam akidah orang mukmin dalam kehidupan udara Islami, dalam agama, keluarga, kelompok sosial dan bangsa. Tiadalah sesuatu yang menggembirakan orang-orang seperti bergembiranya dengan kalimat cinta.
Cinta memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab ia merupakan landasan kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak-anak. Ia adalah landasan hubungan manusiawi yang akrab. Ia adalah pengikat yang kokoh dalam hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan membuatnya ikhlas berkorban, ikhlas dalam menyembah-Nya, mengikuti jalan-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Pemahaman orang modern bahwa cinta adalah kebebasan tanpa batas dan ikatan serta pelepasan nafsu hewaniyah menjerumuskan mereka dalam kehidupan yang penuh kegoncangan, individualistik, ketidaktenangan dan beban yang semakin berat dan membelenggu.



2. Cinta Kepada Allah
Allah adalah pemberi cahaya (kehidupan). Dia Maha Besar, Maha Adil, Maha Sejahtera. Maka, barangsiapa yang mencintai cahaya (petunjuk) dan kebenaran, berarti ia telah mencintai Allah, karena Dia adalah Maha Cinta.
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya, Allah berfirman :
Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun Lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran : 31)


Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkan kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.


3. Cinta Kepada Rasul (Muhammad SAW)
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta, untuk memberi petunjuk dan membersihkan hati manusia, mengajarkan al-Qur’an dan kebijaksanaan, dipilih sebagai penutup para Nabi, menjadi rasul bagi seluruh umat manusia, dan diturunkan kepadanya Al-Qur’an, kitab Allah yang abadi dan pembenar kitab-kitab-Nya yang telah diturunkan sebelumnya, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Karena Rasulullah merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Sebagaimana dikemukakan Al-Qur’an :
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”.
(QS. Al-Qalam. 68 : 4)


Dia kekasih Allah dan yang dicintai-Nya. Dia orang Muslim paling awal dan terdepan, pemimpin para Nabi, Rasul paling utama dan pamungkas para utusan.
Dialah yang telah berjuang dengan segala daya dan kemampuan sehingga akidah yang suci murni ini dapat eksis di bumi. Iman dan agama Allah dapat berkembang di dunia manusia. Di samping itu dibimbingnya pula tangan makhluk menuju kepada Al-Khalik.


4. Cinta Orang Tua
Anak merupakan buah alami dari kuatnya kasih sayang suami-istri. Status sebagai ayah merupakan kedudukan mulia, penuh makna sebagai ekspresi bahwa Tuhan telah menumpahkan rahmat-Nya, sehingga keduanya saling dipenuhi rasa kasih sayang dan perasaan tertarik, serta perasaan terikat satu sama lain secara langgeng.
Ikatan yang kuat antara orang tua dengan anak-anaknya merupakan salah satu bentuk hubungan antarmanusia yang paling teguh dan mulia. Tuhan telah memelihara dan menjamin agar hubungan kuat tersebut langgeng dan berkembang sebagai upaya untuk menjaga kelangsungan hidup manusia dan memantapkan eksistensinya.
Ikatan keluarga dalam Islam dianggap sebagai pemula kelompok sosial. Keluarga terdiri dari orang tua dan anak-anak dan dalam hati orang tua tersebut bersemayam rasa cinta terhadap anak-anaknya yang tak pernah putus. Cinta tersebut adalah cahaya yang diberikan Tuhan kepada mereka. Nabi SAW. menjelaskan kepada para sahabat sambil menunjuk kepada seorang wanita :
“Dapatkah kau bayangkan bahwa wanita ini kelak melemparkan anaknya ke dalam api”. Mereka menjawab : “Tidak”. Nabi bersabda : “Kasih sayang Tuhan kepada hamba-Nya lebih kuat daripada kasih sayang wanita ini kepada anaknya”. (Hadis Syarif).


Cinta tersebut adalah cinta yang dibawa sejak lahir, suatu bentuk cinta alami yang tak dapat dipadamkan oleh siapa pun. Atas dasar alasan inilah maka bukannya Tuhan memerintahkan agar orang tua menjaga kepentingan anak, melainkan memerintah agar anak menjaga kepentingan orang tua.


5. Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya dan mengaktualisasikan diri. Ia juga mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan, ketentraman, dan kebahagiaan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan bahayanya. Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri, kecendrungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindar dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatannya, melalui ucapan Nabi SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal yang gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan diri dari segala keburukan. Firman Allah SWT :
“…Dan sekiranya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku akan memperbanyak kebaikan bagi diriku sendiri dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan…”
(QS. Al-A’raf : 188)


Di antara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri, ialah kecintaannya terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. Kecintaan manusia yang begitu mendarah daging kepada harta, telah dikemukakan Al-Qur’an dalam ayat sebagai berikut :

“Dan sesungguhnya dia amat sangat cintanya kepada harta”.
(QS. Al-Adiyat : 8)


Di antara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus-menerus agar dikaruniai harta, kesehatan dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila ia tertimpa bencana keburukan atau kemiskinan, ia merasa putus asa, dan mengira bahwa ia tidak akan bisa memperoleh karunia lagi, firman-Nya :
“Manusia tidak jemu-jemu memohon kebaikan, tetapi jika mereka ditimpa malapetaka, dia menjadi putus asa lagi putus harapan.” (QS. Fushshilat : 49)


6. Cinta Kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan kehamornisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada dirinya sendiri dan egoismenya. Juga hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih sayang kepada orang-orang lain, bekerja sama dengan atau memberi bantuan kepada mereka. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ditimpa kesusahan dan usahanya yang terus-menerus untuk terus memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian pada orang-orang yang berusahan untuk berlebih-lebihan dalam cintanya terhadap diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat, memberikan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya dan orang miskin yang tak bisa meminta-minta, dan menjauhi larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan menyeimbangkan antara cintanya pada dirinya sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat, Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah, tetapi bila mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang (miskin) (yang tidak meminta-minta), dan orang-orang yang hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap terhadap azab Tuhannya.”
(QS. Al Ma'arij, 18-27)


7. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab dialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian dan kerja sama antara suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga.
Firman Allah SWT :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Rum, 14)


“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali Imran : 14)


Dorongan seksual melakukan suatu fungsi, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual lah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian, bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju. Firman-Nya :
“Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujarat : 13)


Dorongan seksual merupakan landasan pembentukan keluarga, dimana suami istri sama-sama mendapatkan kedamaian hati, sehingga timbul rasa tenteram, aman dan damai. Dan antara keduanya timbul perasaan cinta, kasih sayang dan rahmat yang mendorong tetap terpeliharanya kehidupan bersama dengan harmonisnya dan rasa tolong-menolong. Sehingga akan timbul suasana yang segar, bagi pertumbuhan anak-anak, pemeliharaan dan pembentukan kepribadian mereka secara sehat.

KESIMPULAN


1) Makna cinta kasih dibagi menjadi 6, yaitu :
- Makna kasih sayang
- Kasih sayang dalam keluarga
- Kemesraan
- Pemujaan
- Belas kasihan
- Cinta kasih erotis.


2) Manusia dan cinta kasih dibagi menjadi 6, yaitu :
- Manusia cinta kepada Allah
- Manusia cinta kepada Rasul (Muhammad SAW)
- Manusia cinta kepada orang tua
- Manusia cinta kepada diri
- Manusia cinta kepada sesama manusia
- Manusia cinta kepada seksual


3) Kasih sayang yang berlebihan cenderung merupakan pemanjaan. Pemanjaan anak kurang baik, karena umumnya anak yang dimanjakan menjadi anak yang sombong, pemboros, tidak saleh, dan tidak menghormati oran tua.


4) Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan kasih yang telah mendalam


5) Kemesraan adalah hubungan akrab antara pria dan wanita. Kemesraan merupakan bagian hidup manusia.


6) Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan.


7) Cinta kasih adalah tanda kehidupan spiritual dalam akidah orang mukmin dalam kehidupan udara Islami, dalam agama, keluarga, kelompok sosial, dan bangsa.