Keindahan
Banyak definisi tentang keindahan, tapi secara garis besar keindahan
adalah hal atau perasaan yang membuat kita tenang, nyaman, dan
memberikan rasa kebahagiaan. Keindahan itu relatif, abstrak, dan tidak
dapat diukur oleh suatu bentuk ukuran (alat ukur). Setiap orang pun
mempunyai penilaian yang berbeda tentang apa itu keindahan. Entah itu
didapat dari penglihatan atau pendengaran. Sesuatu dapat dikatakan indah
apabila telah memenuhi suatu kriteria yang di buat oleh setiap
masing-masing individu, baik itu mengenai bentuk, warna, dan hasil
keseluruhan yang didapat dari pemikiran seseorang.
Niali keindahan diukur dari fikiran manusia, semakin sulit hal itu
didapat, maka penilaian keindahan terhadap barang atau hal tersebut
semakin tinggi nilainya. Walaupun semuanya mempunyai bentuk yang indah
sesuai yang kita bayangkan.
Semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka semakin tinggi
juga standar yang tercipta untuk suatu keindahan. Sehingga penilaian
tentang suatu keindahan juga mempunyai perkembangan dan kemajuan.
Banyak contoh yang dapat diambil untuk menunjukkan suatu keindahan.
Misalnya, apabila kita nilai dari segi peglihatan, kita dapat saja
memperhatikan betapa indahnya ciptaan tuhan yang telah menciptakan alam
semesta ini. Misalnya saja kita dapat menikmati suatu indahnya
pemandangan pulau berbuit-bukit, banyak halnya seperti kumpulan bunga,
sayap indah kupu-kupu atau bahkan juga manusia. Atau dapat juga dilihat
dari segi cipta daya manusia seperti goresan cat yang memadu membentuk
sebuah lukisan, bait-bait puisi, atau rangkaian sinopsis cerita yang
dapat membuat kita terpengaruh atau bahkan kita seolah-olah menyatu
dengan hasil karya tersebut.
Lalu, apa yang dapat kalian simpulkan dari kumpulan contoh diatas?
Jadi keindahan adalah suatu hal yang dapat dikatakan elok, bagus,
rupawan, cantik, rapi dan apapun itu yang dapat membuat kita terpana,
menyita perhatian kita terhadap objek benda yang kita anggap sebagai
suatu keindahan. Atau keindahan dapat juga diartikan sebagai bentuk atau
hasil dari seni yang telah diciptakan dan penilaiannya tidak dapat
dikatakan secara pasti.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat
Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata
“beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu
berasal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang
berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’
”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.
Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:
1. Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas
mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang
indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan
sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan. Jadi pengertian yang
seluas-Iuasnya meliputi :
· keindahan seni
· keindahan alam
· keindahan moral
· keindahan intelektual.
2. Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik
seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih
disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap
dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan
tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna,
bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan
adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda
dan di antara benda itu dengan si pengamat.
b. Nilai estetik
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan
bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai
seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan
sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup
dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of
Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai
berikut :
‘”The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The
Quality of any object which causes it be of interest to an individual or
a group” (Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat
memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat
seseorang atau suatu kelompok).
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita
psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena
terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai
itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti
letak kebenarannya.
Nilai itu ada yang membedakan antara nilai sub yektif dan obyektif,Tetapi penggolongan yang penting ialah:
- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau
sarana untuk sesuatu hal lainnya (“instrumental! Contributory value”),
yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya uisi,
bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu
disebut nilai ekstrinsik
- Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau
sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui
(alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
B. Pengelompokan-pengelompokan pengerian keindahan
dilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini :
1. Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy);
2. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur
dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan
keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their
manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
3. Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belurn
indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi
ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak
dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
4. Keindahan dapat terlepas sarna sekali dari kebaikan (Winehelmann).
5. Yang indah adalah yang rnemiliki proporsi yang harmonis. Karena
proporsi yang harrnonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan
dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah
yang baik (Shaftesbury). .
6. Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
7. Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan
itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak
memberikan pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis).
Dengan melihat demikian beragamanya pengertian keindahan, dan kita
harus percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi
akan rnengeeewakan kita yang menuntut adanya satu pengertian yang
tunggal tapi yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian
yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok
pengertian tersendiri, Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat
adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada
obyek dan subyek, Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah
keindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita sebagaimana
mestinya. Sedang yang kedua; yang disebut keindahan subyektif; adalah
keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang melihat dan
menghayatinya. Di sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat
(subyek) tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau
kebutuhan·kebutuhan pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara
keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan sebagai sebuah bcnda
tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya
dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya istilah beauty untuk
keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk pengertian yang
kedua, yaitu benda atau hal·hal tertentu yang memang indah.
3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian
keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang
terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung
gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran
Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah:
Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga
menyenangkan
Dari apa yang dikemukakan di atas, ada hal bisa kita petik, yaitu:
Pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban
terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam.
Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna yang relatif, yaitu
sangat tergantung kepada subyeknya.
Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan
semata-mata, tetapi sekaligus kenikmatan spiritual. Itulah sebabnya
Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual, moral dan agama sebagai
unsur-unsur keindahan, di samping sudah . barang. tentu unsur-unsur yang
lain.
C. Alasan Manusia Mencipta Keindahan
Keindahan itu pada dasamya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan.
Ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu artinya
wajar, tidak herlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis wanita lebih
cantik dari keadaan yang sebenarnya, justru tidak indah. Karena akan ada
ucapan “lebih cantik dari warna aslinya”. Bila ada pemain drama yang
berlebihlebihan, misalnya marah dengan meluap-Iuap padahal kesalahan
kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tak berharga kemudian
menangis meraung-raung, itu berarti tidak alamiah.
Maka keindahan berasal dari kata indah berarti bagus, permai, cantik,
molek dan sebagainya. Benda yang mengandung keindahan ialah segala
hasil seni dan alam semesta ciptaan Tuhan. Sangat luas kawasan keindahan
bagi manusia. Karena itu kapan, di mana, dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Renungan
Jika ditanya, apa itu renungan? Maka terbesit dalam fikiran saya
bahwa renungan itu berhubungan dengan pemikiran. Entah itu berupa
penyesalan, atau pemikiran tentang masa depan yang akan terjadi, tentang
bagaimana kita bersikap dan bertingkah laku agar sebaik-baiknya sesuatu
hal dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan yang kita harapkan.
Tentunya dikehidupan nyata, banyak orang yang melakukan perenungan
dalam hidupnya. Dan dengan adanya renungan, akan banyak reaksi yang
ditimbulkan yang terjadi dalam bidang kehidupan. Maksudnya, renungan
dapat memberikan dampak negatif ataupun positif. Dari segi negatif
misalnya, orang-orang yang melenceng ( orang yang dianggap melakukan
sesuatu yang tidak dibenarkan dan perbuatan yang tidak diterima oleh
umum) biasanya hal atau sesuatu yang direnungkannya adalah pemikiran
tentang apa yang akan menjadi keuntungan bagi dirinya apapun caranya,
meskipun cara itu tidak dihalalkan oleh hukum.
Contonya saja seorang pencuri, dalam renungannya ia berfikir tentang
bagaimana caranya ia mendapatkan barang curiannya dengan menggunakan
cara atau tak-tik yang tidak lagi terfikir oleh orang lain secara
diam-diam, bagaimana cara untuk mengelabuhi, dan bagaimana cara ia
bertindak dalam tugasnya.
Disisi lain, banyak manfaat yang didapat dari sebuah renungan,
apabila kita dapat mencermatinya dengan baik. Golongan manusia dalam
segi ini, lebih banyak merenung agar mendapatkan kehidupan yang lebih
baik lagi. Mereka mereka menggunakan akal fikirannya untuk merubah sikap
mereka yang dianggap merugikan dan berdampak buruk bagi dirinya dan
lingkungannya. Sehingga mereka merenung untuk mendapatkan sebuah jawaban
dalam benak dirinya.
Dalam contoh disini, kita dapat mengambil contoh dari seorang imam.
Perenunngan-perenungan yang ia lakukan pastinya untuk berpacu agar amal
ibadahnya setiap harinya selalu bertambah dari kehidupan dihari kemarin.
Sehingga dengan renungan itu ia dapa berusaha meningkatkan kegiatan
dibidang rohani, memperbanyak puasa, salat sunah, membaca al-qur’an,,
bahkan bertasbih. Semua itu mereka lakukan untuk men dapatkan manfaat
bagi dirinya dikehidupan kelak. Yaiutu dnengan mendekatkan dirinya
kepada sang Maha-Kuasa.
Secara garis besar, renungan berarti cara kita berfikir dengan baik,
fokus, dan terpaku pada pemikiran yang ada di benak kita masing-masing,
tentang perbuatan manusia dan dalam kehidupannya.
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan sesuatu,
atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil
merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori.
Teori-teori itu ialah : teori pengungkapan. Teori metafisik dan teori psikologik.
Teori Pengungkapan
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human
feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia ). Teori
ini terutarna bertalian dengan apa yang dialarni oleh seorang seniman
ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling
terkenal ialah filsuf ltalia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya
yang telah diterjemahkan kedalarn bahasa Inggris “aesthetic as Science
of Expresion and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan
bahwa “art is expression of impressions” (Seni adalah pengungkapan dari
kesan-kesan) Expression adalah sarna dengan intuition. Dan intuisi
adalah pengetahuan intuitif yang diperole hmelalui penghayatan tentang
hal-hal individuil yang menghasilkan garnbaran angan-angan (images).
Dengan demikian pengungkapan itu berwujud pelbagai garnbaran angan-angan
seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi seseorang
pengungkapan berarti menciptakan seni dalarn dirinya tanpa perlu adanya
kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain
adalah ekspresi dalarn garnbaran angan-angan.
Seorang tokoh lainnya dari teori pengungkapan adalah Leo Tolstoi dia
menegaskan bahwa kegiatan seni adalah memunculkan dalam diri sendiri
suatu perasaan yang seseorang telah mengalarninya dan setelah
memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak,garis, warna,
suardan bentuk yang diungkapkan dalarn kata-kata memindahkan perasaan
itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sarna.
Teori Metafisik
Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang
tertua, yakni berasal dati Plato yang karya-karya tulisannya untuk
sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni.
Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation
theory). lni sesuai dengan metafisika Plato yang mendalilkan adanya
dunia ide pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf
yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang
merupakancerminansemu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni yang
dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis (tiruan) dad realita duniawi
Sebagai contoh Plato mengemukakan ide Ke-ranjangan yang abadi, asli dan
indah sempuma ciptaan Tuhan. Kemudian dalarn dunia ini tukang kayu
membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an
itu. Dan akhimya seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya
dalarn sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan adalah suatu
tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat
menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga dati
negara Republik yang ideal menurut Plato.
Dalarn jarnan modem suatu teori seni lainnya yang juga bercorak
metafisis dikemukakan oleh filsuf Arthur Schopenhauer (1788-1860).
Menurut beliau seni adalah suatu bentuk dari pemaharnan terhadap
realita. Dan realita yang sejati adalah suatu keinginan (will) yang
sementara. Dunia obyektif sebagai ide hanyalah wujud luar dari keinginan
itu. Selanjutnya ide-ide itu mempunyai perwujudan sebagai benda-benda
khusus. Pengetahuan sehari-hari adalah pengetahuan praktis yang
berhubungan dengan benda-benda itu. Tapi ada pengetahuarr yang lebih
tinggi kedudukannya, yakni yang diperoleh bilamana pikiran diarahkan
kepada ide-ide dan merenungkannya demi ide-ide itu sendiri. Dengan
melalui perenungan semacam ini lahirlah karya seni. Seniman besar adalah
seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi
praktis dari benda-benda di sekelilingnya dan sampai pada maknanya yang
dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya.
Teori Psikologis
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf
manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak
semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan
spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori
seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan
mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan
psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang
karya seninya itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang
diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
Keserasian
Keserasian artinya cocok, selaras, seimbang, tidak berat sebelah,
tidak lebih atau kurang. Serasi dapat dinilai dari segi esetik.
Keserasian itu identik dengan pasangan, tidak mungkin suatu hal ituu
dapat dikatakan serasi apabila barang atau hal tersebut hanya sendiri,
tidak mempunyai pembanding atau ukuran yang tepat terhadap penilaian
suatu benda. Biasanya ukuran itu dapat terlihat dari segi
persamaan-persamaan yang tersirat didalamnya.
Contoh dari keserasian itu banyak macamnya, apabila kita ambil dari
segi kehidupan, maka kita dapat melihat dari seberapa besar keserasian
antara hak dan kewajiban kita sebagai seorang manusia.
Atau hasil keserasian dari karya seni, misalnya saja keserasian
antara harmoni nada dengan suara atau vokal manusia yang dipadukan
menjadi suatu bentuk keindahan. Karena itu, keserasian merupakan suatu
bentuk atau rupa dari keindahan.
Kehidupan serasi, selaras, dan seimbang akan tumbuh dan berkembang
dengan baik apabila antara kita bersikap dan berprilaku sesuai dengan
kodrat, harkat, dan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa. Keserasian merupakan kondisi yang menggambarkan terpadunya
unsur-unsur yang terlibat dalam kehidupan bersama. Seperti kita ketahui,
alam semesta terdiri atas makhluk hidup dan makhluk tak hidup.
Keserasian merupakan gambaran suasana yang tertib, teratur, aman, damai,
dan tentram lahir batin. Baik dalam kehidupan secara individu,
keluarga, masyarakat, maupun berbangsa dan bernegara. Keserasian
terwujud apabila masing-masing individu dan lembaga-lembaga masyarakat
menyadari serta melaksanakan tugas, fungsi, hak, dan kewajibannya dengan
penuh tanggung jawab. Baik serasi dalam beragama, berkebudayaan dan
sebagainya
Keseimbangan antara hak dan kewajiban wajib kita jaga terutama di
bidang hukum agar tercipta ketertiban dan keamanan dalam kehidupan.
Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 27 UUD 1945 bahwa
segala warga Negara berkedudukan sama dalam hukum dan pemerintahan. Dengan
demikian, membina keserasian dalam hidup hendaknya kita artikan dengan
tidak mengabaikan hukum, serta menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban dengan jalan mematuhi segala ketentuan yang berlaku.
1. Tuntunan tingkah laku dalam melaksanakan keseimbangan antara hak dan kewajiban, berdasarkan :
a. Norma Agama
b. Norma Hukum
c. Norma Adat
d. Norma Kesusilaan dan Kesopanan
2. Hak asasi manusia terdiri atas :
a. Hak asasi pribadi
b. Hak asasi ekonomi dan harta milik
c. Hak asasi mendapatkan pengayoman dari pemerintahan
d. Hak asasi politik
e. Hak asasi social dan kebudayaan
f. Hak asasi perlakuan tata cara peradilan
Budaya selaras, serasi, dan seimbang termuat nilai moral bahwa bangsa
yang adil dan beradab, bangsa yang bersatu, bangsa yang ber-Ketuhanan
Yang Maha Esa, bangsa yang demokratis, dan bangsa yang berkeadilan
social bagi seluruh rakyat Indonesia.