PERTENTANGAN SOSIAL DAN INTEGRASI MASYARAKAT

Selasa, 27 November 2012
KONFLIK LAMPUNG

Ribuan Warga Desa Kusumadadi dan Desa Buyut Udik, Kabupaten Lampung Tengah, bersumpah selalu bersaudara dan mengakhiri permusuhan. Dua desa yang sempat berkonflik ini pun menyampaikan ikrar saudara dan perdamaian di Balai Desa Buyut Udik, Kecamatan Gunungsugih, Lampung Tengah, (22/11/2012).

Warga dari dua desa datang berbondong-bondong dengan menggunakan bus untuk menghadiri ikrar damai dan persaudaraan yang disaksikan Bupati Lampung Tengah A. Pairin, Wakil Bupati Mustafa, perwakilan Pemerintah Provinsi Lampung, Polda Lampung, dan TNI 043 Garuda Hitam.

Kepala Bagian Humas Pemkab Lampung Genta mengatakan ikrar perdamaian dan persaudaraan yang dibacakan oleh perwakilan tokoh dari dua desa tersebut. Ada tiga poin perdamaian; bersumpah dan mengakui bahwa bahwa seluruh warga dari dua desa adalah saudara dan akan hidup berdampingan secara damai, saling tolong menolong, dan bekerja sama dalam kebaikan hingga akhir zaman.

”Warga juga saling berjanji untuk menjaga persatuan dan kesatuan, memilihara persaudaraan dan hubungan baik, dan tidak akan melakukan hal-hal yang dapat mengganggu atau merusak persaudaraan,” kata Genta kepada detikcom, Kamis (2/11/2012).

Kerusuhan di Lampung Tengah terjadi kerena penyerangan warga Desa Buyut Udik ke Desa Kusumadadi pada (8/11). Penyerangan ini diduga akibat ada seorang warga Buyut Udik yang tewas dihakimi masa di Desa Kusumadadi karena mencuri sapi. Akibat kerusuhan itu, belasan rumah terbakar.

Usai pembacaan ikrar ribuan warga saling bersalama bersama para pejabat pemerintahan. Para tokoh dan warga yang hadir diminta untuk meneruskan ikrar perdamaian kepada warga lainnya agar tersosialisasi dengan baik.

Genta mengatakan Bupati Lampung Tengah berharap agar perdamaian akan terus terjada pasca ikrar persaudaraan yang terjadi di dua desa tersebut. JIka sudah bersaudara maka perselisihan bisa diselesaikan dengan damai tanpa perlu ada kekerasan.

Povokator Kerusuhan Lampung Selatan Ditahan 

Di lokasi terpisah, Polda menahan satu tersangka yang diduga sebagai provokator dalam kerusuhan di Lampung Selatan. Tersangka ZA, ditangkap oleh Direktorat Reskrim Umum Polda Lampung saat berada di Panjang, Bandar Lampung, Kamis (22/11/2012)

Kabid Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih mengatakan ZA ditahan karena diduga kuat telah melakukan provokasi dan penghasutan terhadap beberapa warga di Lampung Selatan sehingga mengakibatkan terjadinya kerusuhan yang berujung pada rusaknya fasilitas umum dan menimbulkan korban jiwa. “Tersangka sudah di tahan di Polda Lampung,” kata Sulis melalui pesan singkat kepada detikcom, Kamis malam (22/11/2012).

Kerusuhan di Lampung Selatan terjadi karena warga Desan Agom dan beberapa desa lain menyerang Desa Balinuraga pada (28-29\10). Penyerangan yang diduga akibat pelecahan seksual ini mengakibatkan 12 orang meninggal dan ratusan rumah rusak.

sumber: http://news.detik.com/read/2012/11/23/031357/2098966/10/akhiri-konflik-di-lampung-tengah-ribuan-warga-ikrar-persaudaraan

PELAPISAN SOSIAL DAN PERSAMAAN DERAJAT

SISTEM PELAPISAN SOSIAL (KASTA) DI BALI

1.  Pengertian

Masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan terjadinya kelompok sosial itu maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau masyarakat yang berstrata. Jika dilihat dari kenyataan, maka Individu dan Masyarakat adalah Komplementer. dibuktikan bahwa:
  • Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan pribadinya;
  •  Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan perubahan besar masyarakatnya.
Kata stratification berasal dari kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hirarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas yang lebih rendah dalam masyarakat.
Menurut Pitirim A.Sorokin, Bahwa “Pelapisan Masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarchis)”. Sedangkan menurut Theodorson dkk, didalam Dictionary of Sociology, bahwa “Pelapisan Masyarakat berarti jenjang status dan peranan yang relatif permanent yang terdapat didalam sistem sosial (dari kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam pembedaan hak, pengaruh, dan kekuasaan. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut atau piramida, dimana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini menyempit ke atas.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan, ilmu pengetahuan, atau kekuasaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah. Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang.
   2.  Terjadinya pelapisan sosial
  • Terjadi dengan Sendirinya
    Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
  • Terjadi dengan Sengaja
    Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu:
  • Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
  •  Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas ( Vertikal ).
3. Perbedaan sistem pelapisan menurut sifatnya
Menurut sifatnya, sistem pelapisan dalam masyarakat dibedakan menjadi:
  • Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup
    Dalam sistem ini, pemindahan anggota masyarakat kelapisan yang lain baik ke atas maupun ke bawah tidak mungkin terjadi, kecuali ada hal-hal istimewa. Di dalam sistem yang tertutup, untuk dapat masuk menjadi dari suatu lapisan dalam masyarakat adalah karena kelahiran. Di India, sistem ini digunakan, yang masyarakatnya mengenal sistem kasta. Sebagaimana yang kita ketahui masyarakat terbagi ke dalam :
  • Kasta Brahma : merupakan kasta tertinggi untuk para golongan pendeta;
    Kasta Ksatria : merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai lapisan kedua;
  • Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang;
  • Kasta sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata;
  • Paria : golongan bagi mereka yang tidak mempunyai kasta. seperti : kaum gelandangan, peminta,dsb.
  • System pelapisan masyarakat yang terbuka
    Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Contoh:
-   Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
-   Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
  • System pelapisan social campuran
    Stratifikasi sosial c a m p u r a n m e r u p a k a n kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali b e r k a s t a Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
4.  Beberapa teori tentang pelapisan sosial
Bentuk konkrit daripada pelapisan masyarakat ada beberapa macam. Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti:
-          Masyarakat terdiri dari Kelas Atas (Upper Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
-          Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yaitu Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
-           Sementara itu ada pula sering kita dengar : Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class), Kelas Menengah Ke Bawah (Lower Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
Para pendapat sarjana memiliki tekanan yang berbeda-beda di dalam menyampaikan teori-teori tentang pelapisan masyarakat. seperti:
• Aristoteles membagi masyarakat berdasarkan golongan ekonominya sehingga ada yang kaya, menengah, dan melarat.
• Prof.Dr.Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan bahwa selama didalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya makan barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
• Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada 2 kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu, yaitu golongan elite dan golongan non elite.
• Gaotano Mosoa, sarjana Italia. menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah.
• Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
Dari apa yang diuraikan diatas, akhirnya dapat disimpulkan bahwa ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakatke dalam lapisan-lapisan sosial adalah sebagai berikut :
• Ukuran kekayaan :Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran; barangsiapa yang mempunyai kekayaan paling banyak, temasuk lapisan sosial paling atas.
• Ukuran kekuasaan : Barangsiapa yang mempunyai kekuasaan atau wewenang terbesar, menempati lapisan sosial teratas
• Ukuran kehormatan : ukuran kehormatan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, menduduki lapisan sosial teratas.
• Ukuran ilmu pengetahuan : Ilmu pengetahuan dipakai ukuran oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Ukuran ini kadang-kadang menjadi negatif, karena ternyata bukan ilmu yang menjadi ukuran tetapi gelar kesarjanaannya. Sudah tentu hal itu mengakibatkan segala mecam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut walaupun secara tidak halal.
Ukuran-ukuran diatas tidaklah bersifat limitatif (terbatas),tetapi masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat dipergunakan. Akan tetapi, ukuran-ukuran diatas yang menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan.
5. Dampak dari pelapisan sosial
Adanya pelapisan sosial dapat pula mengakibatkan atau mempengaruhi tindakan-tindakan warga masyarakat dalam interaksi sosialnya. Pola tindakan individu-individu masyarakat sebagai konsekwensi dari adanya perbedaan status dan peran sosial akan muncul dengan sendirinya.
  • Dampak positif
    Pelapisan sosial merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Pelapisan sosial memberikan dampak positif jika dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, dengan adanya pelapisan sosial mayarakat dalam satu organisasi dituntut untuk dapat menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak mereka. Dengan system pelapisan sosial ini, maka akan terjalin kerja sama yang bersifat mutualisme.
  • Dampak negative
    Pelapisan sosial bagi sebagian kalangan merupakan dampak negative. Terjadinya kesenjangan sosial antar kalangan dalam masyarakat merupakan bukti kongkrit bahwa pelapisan sosial memberikan dampak buruk. Ideology seperti inilah yang membuat terjadinya banyak keributan dan permasalahan yang berasal dari sikap kesenjangan sosial. Kalangan kelas atas yang memandang rendah kalangan bawah semakin memperparah situasi, masyarakat bawah yang tidak menerima dirinya berada di bawah merasa cemburu kepada orang lain yang berada di atas. Akibatnya, terjadilah tindakan-tindakan kriminal. Sikap saling tidak menghargai orang lain seperti itu dapat menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.
Dari poin-poin diatas dapat kita simpulkan bahwa pelapisan sosial memang tidak dapat terlepas dalam kehidupan bermasyarakat. Tapi bukan berarti pelapisan sosial malah merenggangkan dan mejadikan kesenjangan sosial dimasyarakat. Saling menghargai dan menghormati kewajiabn dan hak orang lain adalah solusi untuk masalah pelapisan sosial ini
sumber: http://acepwahyuhermawan79.blog.com/sistem-pelapisan-sosial-memunculkan-aspek-aspek-positif-negatif/

INDIVIDU, KELUARGA & MASYARAKAT

Kamis, 01 November 2012
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT

Keluarga merupakan unit terkecil dari organisasi yang ada di dunia. Ada sebuah kutipan yang berbunyi “Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu” (Narwoko dan Suyanto, 2004, p. 14). Jadi intinya, dasar dari semua organisasi atau lembaga sosial yang ada di dunia merupakan pengembangan dari keluarga. Fungsi keluarga lebih mempengaruhi kehidupan kita dibandingkan dengan organisasi ekstern lainnya karena manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya keluarga karena keluargalah organisasi pertama yang kita temui sejak kita dilahirkan di dunia ini. Keluarga tidak selalu berasal dari keturunan turun temurun. Mungkin tanpa kita sadari banyak orang yang kita temui di kehidupan sehari-hari adalah keluarga kita. Keluarga juga bisa berasal dari kekerabatan yang kuat, sehingga terjalin suatu kepecayaan dan rasa toleransi. Jika dilihat dari fungsinya terdapat beberapa fungsi keluarga dalam akltualisasi kehidupan seseorang. Sebelumnya apa sih yang dimaksud aktualisasi? Aktualisasi adalah suatu pembentukan kararkter seseorang yang terbentuk dalam lingkup keluarga. Misalnya seorang anak yang sopan dibentuk dari orangtua yang mengajari sopan santunnya sejak dari kecil sehingga akan terbawa sampai ia besar.

Fungsi keluarga antara lain :

- Fungsi Pengatur Keturunan
Tujuan utama dibentuknya suatu keluarga adalah untuk menurunkan generasi dengan melanjutkan jalannya keturunan. Jadi dulu orangtua kita menikah untuk mendapatkan keturunan yang nantinya akan melanjutkan atau meneruskan rantai keturunan saat orangtua kita sudah tua dan tiada.

- Fungsi Sosial dan Pendidikan
Keluarga juga difungsikan untuk sosial dan mendidik. Mengapa ? Karena fungsi ini untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk jatidirinya. Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasi oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Jadi, dengan kata lain, anak-anak harus belajar norma-norma mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak layak dalam masyarakat. Berdasarkan hal ini, maka anak-anak harus memperoleh standar tentang nilai-nilai apa yang diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang indah, yang patut, dsb. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dengan menguasai sarana-sarananya. Dalam keluarga, anak-anak mendapatkan segi-segi utama dari kepribadiannya, tingkah lakunya, tingkah pekertinya, sikapnya, dan reaksi emosionalnya. Karena itulah keluarga merupakan perantara antara masyarakat luas dan individu. Perlu diketahui bahwa kepribadian seseorang itu diletakkan pada waktu yang sangat muda dan yang berpengaruh besar sekali terhadap kepribadian seseorang adalah keluarga, khususnya seorang ibu. Inilah yang dinamakan proses aktualisasi didalam keluarga.

- Fungsi Pelindung
Keluarga disebut fungsi plindung karena keluarga akan melindungi anggota dari bahaya yang dihadapi.Inilah yang disebut sikap toleransi antar anggota keluarga.

- Fungsi Ekonomi
Keluarga sebagai fungsi ekonomi karena didalam keluargalah kita belajar mandiri. Mandiri dalam mengatur waktu, mengatur uang, mengatur pembiayaan hidup sendiri. Dalam keluarga, orangtualah yang mencari nafkah (uang). Jadi sebagai orangtua, mereka akan pintar pintar mengatur keuangan untuk keidupan sehari hari akan semau kebutuhan bisa terpenuhi.

- Fungsi Pemeliharaan
Fungsi pemeliharaan disini maksudnya perhatian terhadap anggota keluarga yang sedang tertimpa musibah. Misalnya seorang anak sedang sakit. Maka sang ibu merawat dan memberi perhatian lebih kepada anak tersebut agar cepat sembuh. Begitu juga dengan anggota keluarga yang lain.

- Fungsi Status
Mengapa keluarga difungsikan sebagai penentu status seseorang? Jadi misalnya seseorang merupakan anggota keluarga dari orang penting di negara ini. Misalnya saja Presiden. Maka orang tersebut otomatis derajat akan ikut terangkat karena orang lain menganggap dia adalah anggota keluarga orang penting di negara ini.

Itulah beberapa fungsi keluarga yang sangat mempengaruhi kehidupan kita. Karena kita masih memiliki keluarga yang senantiasa ada, meskipun keluarga tiap tiap orang memiliki sifat yang berbeda. Jadi kita harus bersyukur karena kita hidup tidak sendirian. Sekian.

sumber : http://ryandhikapunya.blogspot.com/2011/10/contoh-fungsi-keluarga-yang-paling.html